REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Haji dan Umroh Indonesia, Ade Marfuddin menjelaskan bahwa umroh mandiri untuk dua hingga tiga tahun ke depan belum menjadi ancaman travel haji dan umroh.
"Saat ini travel haji dan umroh masih memiliki segmen pasar yang berbeda dengan umroh mandiri sehingga tidak terlalu mengancam bisnis mereka,"ujar dia kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Menurut pengamatan Ade saat ini 70 persan jamaah umroh masih akan memilih travel umroh sebagai pelayanan pendampingan ibadah tersebut. Mereka yang memilih travel biasanya jamaah yang berusia 45 hingg a50 tahun ke atas atau generasi milenial yang baru pertama kali umroh.
Sedangkan umroh mandiri biasanya dimanfaatkan oleh generasi milineal yang lebih paham teknologi dan sudah sering bepergian ke luar negeri.
"Bagi jamaah umroh mandiri, literasi digital sangat penting karena membutuhkan kemandirian dari segala sisi baik ibadah maupun layanan pribadi seperti akomodasi, transportasi dan konsumsi,"ujar dia.
Selain segmen pasar yang masih luas, regulasi di Indonesia tidak memungkinkan umroh mandiri berkembang. Karena sesuai aturan perjalanan haji dan umroh harus mendapatkan jaminan keamanan dalam hal ini travel berijin.
Namun demikian, pemerintah atau pihak manapun tidak perlu menutup kran jalur umroh mandiri ini. Karena Saudi sendiri telah mengakui kebijakan ini melalui aplikasi Nusuk.
"Tidak perlu menakut-nakuti jamaah yang hendak umroh mandiri, karena umroh mandiri sudah menjadi bagian dari tuntutan zaman, yang lebih penting justru travel ini berinovasi agar jamaah tetap bisa memakai jasa travel,"jelas dia.
Inovasi ini bisa dengan peningkatan layanan manasik atau bimbingan umroh. Sehingga mereka yang awam atau kurang paham dengan ibadah ini akan terbantu dengan layanan travel.
Tak hanya itu, travel juga bisa melakukan layanan untuk mempermudah jamaah dengan bimbingan penggunaan aplikasi Nusuk. Tentu dengan layanan edukasi ini travel akan memiliki nilai lebih dibanding umroh mandiri.
Meski demikian, diakui Ade bagi jamaah yang telah berpengalaman memang biaya umroh mandiri lebih ekonomis dibanding menggunakan travel. Karena saat menginap misalnya, bisa saja jamaah hanya pesan hotel sedangkan makanannya memilih warung atau menu yang hanya disukai saja.
Berbeda dengan menggunakan jasa travel. Tentu akan ada biaya lebih karena menggunakan jasa orang lain.
Hal ini menurut Ade wajar, tentu selisih biaya jasa inilah yang memang terasa lebih mahal bagi jamaah yang memilih umroh mandiri. Ketika mengurus dokumen meminta bantuan orang lain saja ada biaya lebih berbeda ketika mengurus mandiri tentu kesabaran ini yang harus dirasakan sendiri.