Jumat 22 Sep 2023 00:56 WIB

Konsumsi Jamaah Haji dan Umroh di Saudi Ternyata Dipasok dari Negara Non-Muslim

Perdagangan Indonesia-Saudi jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia-UEA.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji Indonesia berbelanja kebutuhan sehari-hari, termasuk sayur dan buah di lobi Hotel Arkan Barkah Sektor 1, Makkah, Rabu malam (23/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji Indonesia berbelanja kebutuhan sehari-hari, termasuk sayur dan buah di lobi Hotel Arkan Barkah Sektor 1, Makkah, Rabu malam (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan menyampaikan selama ini kebutuhan konsumsi untuk jamaah haji dan umroh di Arab Saudi dipasok oleh negara yang mayoritas penduduknya bukan Muslim. Di antaranya dari China, Vietnam, dan Thailand.

"Dari catatan yang ada, banyak sekali kebutuhan jamaah haji dan umroh yang dipasok bukan oleh Indonesia, tetapi dari negara yang bahkan mayoritas penduduknya bukan Muslim. Dari China, dari Vietnam, dari Thailand, itu mereka yang mendapatkan, bisa memasok untuk konsumsi jamaah haji maupun jamaah umroh yang beribadah ke Saudi," kata dia dalam agenda Rakornas Baznas yang digelar di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Baca Juga

Kasan menjelaskan, perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi itu jauh lebih sedikit dibandingkan perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA), yang merupakan tetangganya Saudi. Tetapi kalau soal jamaah haji dan umroh, Indonesia ke Saudi itu paling banyak.

"Nilai perdagangan kita dengan Saudi itu tidak sebesar kita berdagang dengan UEA meski secara penduduk UEA itu sangat sedikit dibandingkan Saudi. Tetapi jamaah kita, jamaah haji dan umroh pasti mengeluarkan biaya yang besar untuk setiap tujuan melakukan ibadah haji di Saudi," ujarnya.

Dalam konteks demikian, Kasan menuturkan, Indonesia melalui Kementerian Perdagangan ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan Saudi. "Dan kalau bisa, konsumsi bagi jamaah haji dan umroh itu harusnya bisa dipasok dari Indonesia," ujarnya.

Kasan memaparkan selama melakukan ibadah haji dan umroh, tentu jamaah itu perlu makan dan minum. "Makanan dan minumannya itu kita targetkan supaya bisa mayoritas dipenuhi oleh para eksportir dari Indonesia. Karena jamaah haji mayoritas dari Indonesia, pasti yang makan orang Indonesia. Jamaah umroh apalagi," ujarnya.

Indonesia, kata dia, saat ini, sudah punya hubungan bilateral dengan UEA. Mengingat Saudi juga anggota Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerja Sama untuk negara Arab di Kawasan Teluk, maka ini menjadi pintu untuk pembebasan tarif bea masuk beberapa produk pangan.

"Atau untuk yang lainnya yang akan masuk ke UEA maupun Saudi sebagai bagian dari perjanjian perdagangan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement