REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya terus berupaya menjaga kualitas produksi perikanan budi daya di Indonesia. Salah satunya dengan meningkatkan layanan pengujian kesehatan ikan.
Peningkatan layanan itu salah satunya ditunjukkan KKP melalui booth konsultasi pada kegiatan The 6th International Livestock, Dairy, Meat Processing, and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia 2023 di Tangerang, Banten. Dirjen Perikanan Budi Daya Tb Haeru Rahayu mengatakan, para pelaku usaha bisa langsung melakukan konsultasi terkait pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan atau pelayanan pengujian mutu obat ikan serta bisa konsultasi bagaimana penyusunan dokumen teknis obat ikan di Booth KKP.
"KKP memiliki unit kerja yang fokus melayani pengujian kesehatan ikan, yaitu Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang," ujar Haeru dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Haeru menyampaikan unit kerja ini juga bertugas melakukan pengujian residu, pakan ikan, lingkungan budidaya, kelayakan mutu, khasiat dan keamanan obat ikan se-Indonesia. Haeru meminta pembudidaya memaksimalkan pelayanan konsultasi pengujian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai layanan yang diberikan.
Layanan konsultasi pengujian tersebut diberikan secara gratis. Untuk peningkatan kualitas hasil perikanan budi daya, Tebe juga mendorong pembudidaya menerapkan Good Aquaculture Practices (GAP) yang dibuktikan dengan perolehan sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang B aik (CPIB), Cara Budi Daya Ikan yang Baik (CBIB), Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dan Cara Pembuatan Obat Ikan yang Baik (CPOIB).
"Semua sertifikasi tersebut akan memberikan jaminan kualitas produksi perikanan budi daya. Sehingga komoditas yang dihasilkan akan berkontribusi pada ketahanan pangan dan meminimalisir terjadinya kekurangan gizi di tengah masyarakat," ucap Haeru.
Selain itu, lanjut Haeru, GAP untuk menjamin kegiatan budidaya aman bagi kelestarian lingkungan. Dengan penerapan Good Aquaculture Practice (GAP) membuat produk-produk hasil budi daya dari Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar baik regional maupun global.
Sementara itu, Kepala BPKIL Serang, Toha Tusihadi menjelaskan BPKIL Serang juga memberikan pelayanan berupa inovasi smart kit, seperti uji cepat di lapangan parameter nitrit, fosfat, dan alkalinitas. Selain itu, para pelaku usaha saat ini juga bisa merasakan manfaat dari hasil inovasi aplikasi Si PRIMA untuk pengujian mutu dan lapang obat ikan menjadi lebih praktis.
Toha mengatakan inovasi smart kit nitrit, fosfat, dan alkalinitas adalah sebagai bukti komitmen serta implementasi BPKIL Serang dalam memberikan pelayanan. Hal ini mampu menjangkau sebagian besar wilayah kerja kami yang meliputi seluruh Indonesia secara efektif dan efisien.
"Para pembudidaya ikan dapat mudah melakukan pemantauan kondisi perairan lingkungan budidaya secara rutin dan berkala," ujar Toha.
Toha juga berharap melalui inovasi aplikasi Si PRIMA dan Smart Kit Nitrit, Fosfat dan Alkalinitas dapat menarik minat lebih banyak pelaku usaha untuk bergelut dalam bidang usaha pengembangan perikanan budi daya. Sehingga dapat meningkatkan kualitas produktivitas perikanan budi daya.
Sementara itu, Penanggung Jawab Teknis Obat Ikan Behn Meyer, Deddi Setiady mengatakan konsultasi penyusunan teknis obat ikan yang diberikan BPKIL Serang sangat informatif. Mekanisme dan prosedur dalam pengujian mutu obat ikan juga sangat mudah dipahami.
"Kami sangat berterima kasih kepada KKP yang telah memberikan kemudahan baik dari sisi prosedur maupun waktu bagi para produsen obat ikan terkait pendaftaran produknya. Hanya kami berharap agar fasilitas sarana dan prasarana dapat ditingkatkan sehingga pelayanan bisa lebih cepat lagi," kata Deddi.