REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Surat An Nisa menjadi surat Madaniyah terpanjang kedua setelah surat Al Baqarah. Di mana jumlah ayat dalam surat An Nisa sebanyak dari 176 ayat.
An Nisa berarti wanita. Sebab dalam surat ini banyak membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Bahkan surat An Nisa menjadi surat yang paling banyak membicarakan tentang wanita dibandingkan dengan surat-surat lainnya. Memang selain An Nisa ada juga surat Ath Thalaq yang juga membicarakan tentang wanita tetapi tidak sebanyak di surat An Nisa.
Syekh Jalaluddin Asy Suyuthi dalam kitab Asroru Tartib al-Qur'an menjelaskan bahwa dalam surat An Nisa banyak membagas mengenai hukum-hukum terutama berkaitan dengan wanita, pernikahan, waris dan lainnya.
وَأَمَّا سُورَةُ النِّسَاءِ فَتَضَمَّنَتْ أَحْكَامَ الْأَسْبَابِ الَّتِي بَيْنَ النَّاسِ، وَهِيَ نَوْعَانِ: مَخْلُوقَةٌ لِلَّهِ، وَمَقْدُورَةٌ لَهُمْ، كَالنَّسَبِ وَالصِّهْرِ؛ وَلِهَذَا افْتَتَحْت بِقَوْلِهِ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا} ١ [ثُمَّ] ٢ قَالَ: {وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ}
Dan adapun surat An Nisa itu mengandung hukum-hukum tentang sebab-sebab yang ada di antara manusia. Yaitu macamnya: menerangkan makhluk-makhluk Allah dan yang dikuasakan kepada mereka seperti nasab dan hubungan perkawinan. Dan oleh karenanya surat ini dibuka dengan firman Allah : Yaa ayuhan nafsut taquu robbakumuladzi kholaqokum min nafsi wahidatin wa kholaqo minha zaujaha (Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya). Kemudian Allah berfirman: wattaqullahaladziy tasaaaluna bihi wal arham (Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.).
(Lihat Asroru Tartib al-Qur'an karya Imam Jalaluddin Asy Suyuthi, penerbit Darul Fadhilah, halaman 54 atau bisa juga lihat di laman https://shamela.ws/book/9992/52#p1 ).
فَانْظُرْ إِلَى هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الْعَجِيبَةِ، وَالِافْتِتَاحِ، وَبَرَاعَةِ الِاسْتِهْلَالِ؛ حَيْثُ تَضَمَّنَتْ الْآيَةُ الْمُفْتَتَحُ بِهَا مَا فِي أَكْثَرِ السُّورَةِ مِنْ أَحْكَامٍ؛ مِنْ نِكَاحِ النِّسَاءِ وَمُحَرَّمَاتِهِ، وَالْمَوَارِيثِ الْمُتَعَلِّقَةِ بِالْأَرْحَامِ، وَأَنَّ ابْتِدَاءَ هَذَا الْأَمْرِ بِخَلْقِ آدَمَ، ثُمَّ خَلَقَ زَوْجَتَهُ مِنْهُ، ثُمَّ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً فِي غَايَةِ الْكَثْرَةِ.
Artinya: maka lihatlah keterkaitan yang luar biasa di ayat-ayat surat An Nisa ini, tentang pembukaannya dan tentang keunggulan permulaannya. Sebagaimana yang terkandung pada ayat-ayat pembuka dalam surat An Nisa yang di dalamnya lebih banyak tentang surat-surat yang menjelaskan hukum-hukum dari perkara menikahi perempuan dan orang-orang yang haram dinikahi, serta tentang persoalan warisan yang berkaitan dengan hubungan darah. Dan sesungguhnya permulaannya dengan Allah menciptakan Adam kemudian menciptakan istrinya darinya, kemudian mengembangkan dari Adam dan istrinya itu keturunan laki-laki yang banyak dan perempuan yang lebih banyak lagi. (Asroru Tartib al-Qur'an, 54)
Dalam Alquran dan Terjemahannya yang diterbitkan Lembaga Percetakan Alquran Raja Fadh Arab Saudi halaman 113 dijelaskan bahwa pokok-pokok isi dari surat An Nisa itu mencakup beberapa hal, di antaranya:
Pertama, berkaitan dengan keimanan. Yaitu tentang syirik sebagai dosa yang paling besar. Serta berkaitan dengan akibat kekafiran di hari kemudian.
Kedua, berkaitan dengan hukum-hukum. Yaitu tentang kewajiban para washi dan para wali, hukum poligami, mas kawin, memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tidak dapat mengurus hartanya. Selain itu tentang pokok-pokok hukum warisan, perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-wanita yang haram dikawini, hukum mengawini budak wanita, larangan memakan harta secara bathil, hukum syiqaq dan nusyuz, kesucian lahir batin dalam sembahyang, hukum suaka, hukum membunuh seorang Islam, sholat khauf, larangan melontarkan ucapan-ucapan buruk, masalah pusaka kalalah dan sebagainya.
Ketiga, berkaitan dengan kisah-kisah: Di antaranya kisah tentang nabi Musa dan para pengikutnya.
Keempat, tentang hal lain seperti asal manusia adalah satu, tentang keharusan menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita, norma-norma bergaul dengan istri, hak seseorang sesuai dengan kewajibannya, perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya, dasar-dasar pemerintahan, cara mengadili perkara, keharusan siap siaga terhadap musuh, sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan, berpegang di jalan Allah adalah kewajiban tiap-tiap mukalaf, norma dan adab dalam peperangan, cara menghadapi orang-orang munafik, dan derajat orang yang berjihad.