REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Provinsi utara Quang Ninh, Vietnam, tengah mengupayakan promosi pariwisata di pasar tradisional. Di sisi lain, mereka juga berusaha menjajaki pasar baru, termasuk pasar Muslim, untuk meningkatkan pemulihan pengunjung internasional.
Berdasarkan laporan Departemen Pariwisata Provinis, Quang Ninh telah menyambut 12,06 juta kunjungan wisatawan selama delapan bulan pertama tahun 2023. Dari angka tersebut, 825.000 pelancong di antaranya merupakan wisatawan internasional.
Jumlah tersebut disampaikan telah mendekati target jumlah wisatawan tahun ini, tetapi masih jauh tertinggal dari target kedatangan internasional sebesar 2 juta.
Sumber pelancong Muslim, seperti Timur Tengah, Malaysia, Indonesia, dan India, diyakini memiliki potensi besar. Jika provinsi ini berhasil memanfaatkan pasar-pasar tersebut, maka dipercaya akan mampu meningkatkan jumlah pengunjung asing secara signifikan.
Saat ini pariwisata halal menjadi salah satu subkategori pariwisata terbesar dan paling cepat berkembang di dunia. Meski demikian, Provinsi Quang Ninh hanya mampu menarik sekitar 450.000 wisatawan Muslim, untuk memanfaatkan layanan akomodasinya selama lima tahun terakhir.
Sebuah konferensi digelar baru-baru ini, yang membahas langkah-langkah untuk menarik wisatawan Muslim. Dalam kesempatan itu, para ahli menunjukkan beberapa alasan mengapa Quang Ninh yang memiliki infrastruktur transportasi baik dan destinasi-destinasi terkenal, belum menjadi magnet bagi wisatawan jenis ini.
Direktur Nha Linh Travel Service Co. Ltd, Nguyen Son Linh, telah melayani wisatawan Muslim selama bertahun-tahun. Ia menyayangkan provinsi yang menjadi rumah bagi situs warisan alam dunia Ha Long Bay ini belum mampu menarik pengunjung Muslim untuk menginap semalam.
Banyak wisatawan disebut ingin tinggal di kota Ha Long lebih lama untuk merasakan warisan budaya tersebut. Tetapi, mereka sulit menemukan restoran yang menyajikan makanan halal atau fasilitas akomodasi yang sesuai dengan praktik dan kebiasaan keagamaan mereka. Selain itu, Quang Ninh masih tergolong baru di kalangan wisatawan Muslim.
Dilansir di Vietnam Plus, Rabu (18/10/2023), para ahli dan pebisnis menambahkan banyak perusahaan perjalanan lokal baru-baru ini mengetahui bahwa wisatawan Muslim memiliki standar ketat mereka sendiri.
Direktur Vietnam National Halal Co. Ltd, Tran Van Tan Cuong, merekomendasikan bahwa untuk menarik wisatawan Muslim, Quang Ninh harus mengembangkan perusahaan akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan keagamaan mereka.
Managing Director Delasea Hotel di kota Ha Long, Le Thanh Tam, turut buka suara perihal konversi kamar dan lantai hotel bintang lima menjadi ramah Muslim. Ia mengatakan perubahan perlu dilakukan mulai dari desain kamar dan dapur, hingga pelatihan staf untuk mencapai tujuan melayani pengunjung Muslim.
Sebagian besar pelaku usaha menyatakan ketertarikan mereka terhadap peluang besar dari pariwisata halal. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang menyuarakan keprihatinan mereka, mengenai apakah jumlah pengunjung ke Quang Ninh cukup besar hingga restoran lokal, hotel dan kapal wisata perlu melakukan perubahan besar.
Menyoroti tekad provinsi tersebut untuk memanfaatkan pariwisata halal, Wakil Direktur Departemen Pariwisata Nguyen Huyen Anh mengatakan, di masa mendatang Quang Ninh akan menerapkan langkah-langkah menyeluruh. Termasuk di dalamnya memperkenalkan budaya Muslim kepada pelaku bisnis, menyediakan lebih banyak produk bersertifikat Halal, serta mengundang para ahli untuk melatih tenaga yang melayani pengunjung Muslim.
Menurut Otoritas Pariwisata Nasional Vietnam (VNAT) di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, jumlah wisatawan dari negara-negara Muslim ke Vietnam telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Utamanya yang menjadi catatan adalah wisatawan dari India, yang naik 240 persen pada bulan September tahun ini.
Tidak hanya itu, kunjungan wisatawan Muslim dari negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Indonesia juga meningkat tajam. Wakil Direktur Jenderal VNAT Ha Van Sieu mengatakan, pasar Muslim menawarkan peluang yang menjanjikan bagi industri pariwisata Vietnam dan dapat menjadi “tambang emas” yang bisa memberikan dorongan signifikan pada sektor ini.