REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar mempersiapkan teknis penambahan kuota haji yang diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Sebanyak 20 ribu tambahan kuota haji diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia.
"Tadi diminta saya persiapkan teknisnya. Karena 20 ribu tambahan itu sampai sekarang belum masuk di e-hajj. Sistem yang jadi patokan kami untuk melakukan persiapan gitu kan. Tadi arahan Presiden untuk terus dikejar, karena ini sudah komitmen Pangeran," kata Yaqut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Ia membantah ada pembatasan usia untuk jamaah haji. Namun, diperlukan adanya pengecekan kesehatan sebanyak dua kali sebelum dilakukan pelunasan pembiayaan oleh para jamaah. Pengecekan kondisi kesehatan ini diperlukan mengingat tantangan dalam menunaikan ibadah haji yang sangat berat dan membutuhkan kondisi fisik.
"Kenapa dua kali? Kalau tes pertama calon jamaah ada tanda-tanda punya sakit sehingga dia enggak mungkin lakukan ibadah haji dia lakukan pemulihan, jadi nanti tim pemeriksa kesehatan beri rekomendasi harus apa. Nanti dicek kedua, kalau enggak sehat nanti ditunda dulu keberangkatannya sampai sehat betul. Supaya tak seperti kemarin jamaah haji banyak sekali yang wafat," ujar dia.
Yaqut menegaskan, salah satu kriteria jamaah haji yakni harus berangkat dalam kondisi sehat. Hal tersebut diatur dalam regulasi Kementerian Kesehatan.
"Sehat itu Kemenkes yang atur soal itu. Kami hanya usulkan regulasinya, nanti pelaksanaan kesehatan itu Kemenkes," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia mendapatkan tambahan 20 ribu kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi untuk tahun depan. "Kurang dari 12 jam komitmen tambahan kuota haji langsung diberikan paling tidak 20 ribu untuk tahun depan tambahannya untuk Indonesia," kata Jokowi yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Pemberian tambahan kuota haji tersebut dilakukan saat pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud. Jokowi menyampaikan kondisi antrean haji di Indonesia sangat panjang. Bahkan, calon jamaah haji harus menunggu hingga 47 tahun.
"Saat bertemu dengan Perdana Menteri Mohammad bin Salman, saya menyampaikan apa adanya bahwa antrean haji di Indonesia sangat panjang bahkan ada yang harus menunggu 47 tahun sehingga Indonesia membutuhkan tambahan kuota haji," ujar dia.
Menurut dia, hal itu pun ditanggapi positif oleh PM Mohammed bin Salman. "Alhamdulillah ditanggapi sangat positif," kata Jokowi.