Senin 06 Nov 2023 23:51 WIB

Bagaimana Malaikat dan Setan Datang di Hati Manusia

Setan dan malaikat bersemi di hati manusia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi ibadah di rumah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Ilustrasi ibadah di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali atau yang dikenal Imam Al-Ghazali dalam buku Minhajul Abidin menjelaskan bahwa Allah Ta'ala telah menempatkan pada hati anak Adam (manusia) malaikat yang disebut Mulhim, ajakan atau bisikan malaikat itu disebut dengan ilham. 

Sebagai pesaingnya, Allah SWT menguasakan setan yang bernama Waswasah yang mengajak manusia kepada keburukan, yang disebut dengan sikap was-was. 

Baca Juga

Malaikat Mulhim mengajak manusia kepada kebaikan, sedang setan yang disebut Waswasah mengajak kepada keburukan.

Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa guru kami menjelaskan setan itu adakalanya mengajak manusia kepada kebaikan dengan tujuan untuk menjerumuskan mereka yang terperangkap itu kepada keburukan. Contohnya, setan mengajak seorang hamba untuk melakukan sesuatu yang dipandang utama. Padahal tujuan setan yang sesungguhnya yaitu menghalangi manusia dari jalan yang utama yang sebenarnya.

Contoh lainnya, setan mengajak seseorang kepada kebaikan, tapi sebenarnya tujuan setan untuk menyeret orang itu kepada dosa yang lebih besar, yang kebaikannya tidak mencukupi untuk menghapus keburukan atau doa yang dilakukannya itu. Seperti perbuatan ‘ujub mengagumi amal sendiri dan lain sebagainya.

Menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Jika dilahirkan seorang bayi anak Adam (manusia), Allah Ta'ala menyertainya dengan satu malaikat dan satu setan. Maka setan tersebut menempel pada telinga hati sebelah kiri, sedang malaikat menempel pada telinga hati sebelah kanan. Keduanya sama-sama membisikkan ajakannya.”

Rasulullah SAW juga bersabda, "Pada hati manusia terdapat persinggahan setan dan malaikat."

Kemudian, Allah memasangkan pada diri anak Adam itu tabiat yang cenderung kepada syahwat dan kelezatan duniawi, baik maupun buruk. Itulah yang disebut dengan hawa nafsu, yang menjerumuskan manusia kepada berbagai penyakit moral.

Bisikan-bisikan di dalam hati itu mendorong manusia melakukan sesuatu atau tidak berbuat apa-apa, juga mengajaknya kepada apa yang dibisikkan itu. Inilah yang disebut khawatir (bisikan-bisikan hati).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement