Selasa 19 Dec 2023 18:30 WIB

Jamaah Malaysia Diminta Waspada Penipuan Haji dan Umroh

Hal mencolok dalam beberapa dekade terakhir adalah penegakan hukum kurang maksimal.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah
Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji tahun 1444 Hijriyah, Kamis (22/6/2023).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji tahun 1444 Hijriyah, Kamis (22/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Otoritas pariwisata pemerintah Malaysia memperingatkan penduduk Muslim selalu waspada terhadap penipuan saat melaksanakan ibadah haji. Asosiasi Agen Tur dan Perjalanan Malaysia (MATTA) prihatin dengan peningkatnya penipuan saat ibadah haji.

MATTA mendesak agar pemerintah berbuat lebih banyak mengantisipasi hal tersebut. Presiden MATTA Nigel Wong mengaku telah memegang beberapa catatan yang terjadi bertahun-tahun. Hal yang mencolok dalam beberapa dekade terakhir adalah penegakan hukum yang kurang maksimal.

Baca Juga

"Terutama terhadap operator yang tidak memiliki izin,” kata Nigel Wong, dilansir dari Daily Sabah, Selasa (19/12/2023).

Sekitar 60 persen dari 33 juta penduduk Malaysia menganut agama Islam. Sehingga melaksanakan rukun Islam yang kelima bagi umat Islam satu kali selama hidupnya merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.

Arab Saudi melakukan pengaturan jamaah haji dengan menerapkan sistem kuota setiap tahunnya untuk masing-masing negara. Arab Saudi mengatur siapa dan berapa yang boleh berangkat.

Penipuan jamaah haji telah dialami oleh banyak jamaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Bahkan, umat Islam Inggris juga dilaporkan terkena penipuan sehingga kepolisian Inggris memberikan peringatan kepada calon jamaah.

Penipuan tersebut menyebabkan kerugian finansial dan emosional kepada jamaah. Menurut MATTA, penipuan bisa saja terjadi di luar musim haji seperti pada jamaah umroh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement