Sabtu 27 Jan 2024 12:18 WIB

BPBD Diminta Lebih Siaga Mitigasi Erupsi Marapi

Gunung Marapi masih erupsi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Petugas TNI memotret Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik saat erupsi di Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat (19/1/2024). Pemerintah setempat menetapkan status siaga darurat hingga 24 Januari 2024 agar bisa memaksimalkan penanganan warga yang berada di zona bahaya Gunung Marapi.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petugas TNI memotret Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik saat erupsi di Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat (19/1/2024). Pemerintah setempat menetapkan status siaga darurat hingga 24 Januari 2024 agar bisa memaksimalkan penanganan warga yang berada di zona bahaya Gunung Marapi.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menginstruksikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar untuk lebih siaga dan mematangkan mitigasi penanganan potensi letusan Gunung Marapi. 

Hal ini diketahui karena status Gunung Marapi yang berada di dua kabupaten, Agam dan Tanah Datar tersebut sudah naik ke level III (siaga) sejak 9 Januari 2024 lalu.

Baca Juga

"Mengingat Gunung Marapi masih erupsi, saya minta BPBD harus siap dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi," kata Mahyeldi, Jumat (26/1/2024). 

Mahyeldi menyebut berbagai kemungkinan terburuk bisa terjadi. Oleh karena itu, perlu segera melakukan pemetaan lokasi pengungsian serta jalur evakuasi. Kemudian, Mahyeldi juga meminta untuk setiap titik-titik yang rawan bencana harus dipasang perangkat kamera pemantau atau CCTV. 

"Sehingga kita bisa memantau aktivitas Gunung Marapi dari sini dan bisa berkomunikasi jarak jauh dengan daerah yang terdampak setiap jam, karena bahkan setiap detik berbagai kemungkinan bisa terjadi," ucap Mahyeldi.

Mahyeldi juga mengharapkan Kepala Pelaksana BPBD Sumbar bisa menambah beberapa posko di daerah sekitar kaki dan pinggang Gunung Marapi dengan fasilitas peralatan yang lengkap. Kemudian, Mahyeldi juga mengimbau kepada masyarakat, terutama yang berada pada radius 4,5 kilometer dari puncak gunung untuk pindah sementara ke zona yang lebih aman. Semua itu sesuai dari hasil rapat dengan beberapa pihak, termasuk dengan daerah yang terdampak letusan Gunung Marapi.

"Yang pasti saya minta masyarakat setempat harus meningkatkan kewaspadaan, karena kita tidak bisa memprediksi apakah letusan akan terjadi atau tidak," ucapnya. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy mengatakan akan terus meningkatkan kerja sama dengan daerah, termasuk dengan BMKG dan PVMBG. 

"Apalagi sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Marapi masih tinggi dan bahkan mengalami peningkatan," kata Rudy. 

Berdasarkan aktivitas tersebut BPBD Sumbar siap siaga dalam penanganan dampak erupsi Gunung Marapi sampai status aman. Bahkan BPBD juga mengimbau penduduk di sekitar Gunung Marapi pada radius 4 km dari kawah Marapi, untuk dapat mensterilkan kawasan dengan menyetop sementara aktivitas harian. 

Rudy menyebutkan bahwa terdapat delapan kecamatan terdekat yang akan terdampak jika terjadi letusan Marapi. Yaitu Kecamatan X Koto, Batipuh, Lima Kaum, Pariangan, Rambatan, Salimpaung, Sungai Tarab, dan Tanjung Baru. 

"Kami juga menyedikan lokasi penampungan dengan memanfaatkan sekolah-sekolah yang terdapat di dua nagari, yakni Nagari Sungai Pua dan Nagari Koto Tinggi," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement