REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Badan Keamanan, Keselamatan, Konfrontasi Keadaan Darurat dan Risiko Otoritas Umum untuk Perawatan Urusan Masjid Agung dan Masjid Nabawi telah merekrut sekitar 500 personel keamanan sipil. Mereka akan ditugaskan mengatur dan mengelola kerumunan di semua lokasi Masjidil Haram, gedung otoritas dan fasilitas luarnya.
Mereka juga akan membantu memastikan peralatan keselamatan di Masjidil Haram dalam kondisi siap kerja, dan akan terus berkomunikasi dengan pihak berwenang terkait.
Badan ini mempekerjakan staf nasional yang berkualifikasi yang dilatih untuk memantau operasi keamanan dan keselamatan, melindungi properti dan individu, dan memastikan aliran pergerakan yang mudah bagi jamaah di Masjidil Haram dan semua fasilitas lainnya.
Selain itu, agensi mempekerjakan lebih dari 15 personel keamanan yang berbicara bahasa asing yang berbeda, seperti China, Sri Lanka, Urdu, Hausa, Farsi, Inggris, dan Turki. Setiap menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci, juga akan menyediakan 500 personel keamanan untuk melayani pengunjung Masjid Agung selama bulan suci Ramadhan.
Personel keamanan ada di sana untuk memastikan kesiapan sarana keselamatan di dalam Masjidil Haram, dan mempersiapkan semua koridor menuju Tawaf. Kepresidenan ingin menerima jamaah pada saat kedatangan mereka dan memberikan layanan yang mereka butuhkan, mulai dari pintu masuk dan halaman Masjidil Haram hingga pintu keluar.