REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited siap untuk mengekspor sebanyak 4,5 juta produk makanan siap saji (Ready to Eat/RTE) untuk jamaah haji tahun ini. Namun, Mudir BPKH Limited, Sidiq Haryono mengatakan, pihaknya masih menunggu proses lelang yang akan diadakan Kementerian Agama (Kemenag).
"Tetapi kami sudah siap. Kami mempersiapkan diri untuk bisa menyediakan produk RTE bagi jamaah haji di tahun ini," ujar Sidiq saat diwawancara Republika usai acara penandatanganan dan penyerahan kontrak/PKS/LOI antara BPKH Limited dengan Mitra di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Dalam acara penandatangan ini, BPKH Limited telah melakukan penandatangan kontrak dengan salah satu perusahaan yang terletak di Jeddah, 4J Company Limited. Dengan adanya kontrak ini, menurut Sidiq, pihaknya sudah siap mengekspor 4,5 juta makanan siap saji dari Indonesia.
"Kalau sama 4J tadi, insyaAllah kita akan melakukan bisnis untuk bisa memenuhi kebutuhan makanan siap saji. Jadi insyaAllah kita akan mengekspor makanan siap saji ready to eat dari Indonesia di tahun ini. Total kebutuhannya sekitar 4,5 juta," ucap Sidiq.
Sebanyak 4,5 juta makanan siap saji tersebut nantinya akan dikirim untuk jamaah saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut dia, produk makanan tersebut akan diberikan kepada jamaah selama empat hari.
"Kalau tahun lalu, dua hari sebelum hari Arafah dan dua hari setelah hari Arafah itu, jamaa haji tidak ada makan. Maka, tahun ini insyaAllah jamaah haji akan diservis makan dengan makanan siap saji dari Indonesia," kata Sidiq.
Sementara itu, Kepala BPKH Fadlul Imansyah menjelaskan, BKPH Limited tidak hanya melakukan penandatangan dengan 4J Company Limited saja, tapi juga dengan beberapa mitra lainnya yang ada di Arab Sausi. Sementara itu, menurut dia, BPKH Limited baru akan investasi di sektor ekomodasi dan katering.
Dengan adanya penandatangan ini, Fadlul berharap bisa menghasilkan keuntungan yang optimal sekaligus bisa meningkatkan pelayanan untuk jamaah haji Indonesia.
"Jadi bukan hanya investasi yang akan menghasilkan return yang optimal bagi calon jamaah haji Indonesia, namun juga dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal dari sisi penyelenggaran dan opersional haji ke depannya," kata Fadlul.