Sabtu 24 Feb 2024 18:17 WIB

Sembilan Ikhtiar Wujudkan Haji Ramah Lansia

Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia.

Jamaah haji lansia dan berkebutuhan khusus dalam proses pengantaran ke hotel masing-masing setelah safari wukuf beberapa hari lalu, Sabtu (1/7/2023).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Jamaah haji lansia dan berkebutuhan khusus dalam proses pengantaran ke hotel masing-masing setelah safari wukuf beberapa hari lalu, Sabtu (1/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan meningkatkan pelayanan Haji Ramah Lansia untuk penyelenggaraan ibadah haji 1445 Hijriah/2024 Masehi, utamanya dari sisi mitigasi risiko.

"Haji ramah lansia pada aspek layanan sudah cukup baik. Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023. Tetapi mohon diperkuat programnya," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Pernyataan Hilman tersebut disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Program Haji Ramah Lansia dan Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H di Bekasi.

Hilman menjelaskan jamaah haji Indonesia yang berusia 65 tahun ke atas pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M jumlahnya sekitar 61.000 orang atau sekitar 30 persen dari 229.000 total kuota haji Indonesia saat itu.

Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia pada 2023, yaitu pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman, menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia, menyiapkan sarana transportasi (bus shawalat) ramah lansia.

Kemudian, menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel, mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi, menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia.

Lalu, mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji, melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia dan menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.

"Kita perlu mematangkan program Haji Ramah Lansia mulai dari sebelum jamaah berangkat, saat mereka di Arab Saudi, serta saat kepulangan atau setelah berhaji," kata Hilman.

Menurutnya, Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari Pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jamaah haji yang lansianya akan terus bertambah.

"Ini menjadi catatan dari Menag untuk bisa terus dikembangkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memperbaiki seluruh proses bisnis Haji Ramah Lansia, mulai dari filosofi, konsep dasar, program, dan layanan," katanya.

Selain penguatan program, Hilman juga menyinggung mitigasi risiko dan skenario kedaruratan penyelenggaraan haji 1445 H/2024 M.

Skenario kedaruratan perlu disiapkan sejak awal, termasuk upaya mengefektifkan komunikasi dalam memitigasi semua potensi persoalan.

"Kita perlu membangun akses dan relasi yang baik dengan tim Saudi, termasuk keamanan. Jika memungkinkan menghadirkan tim Kementerian Haji dalam pelatihan petugas haji agar mereka bisa menjelaskan situasi dan kebijakan di Saudi," kata Hilman.

Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 221.000. Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20.000 orang sehingga totalnya 241.000 orang.

Jumlah ini terdiri atas 213.320 orang peserta calon haji reguler dan 27.680 peserta calon haji khusus. Peserta calon haji reguler tahun ini yang masuk kategori Lansia dengan usia 65 tahun ke atas jumlahnya sekitar 45.000.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement