REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak kaum diaspora Indonesia di Selandia Baru ikut berpartisipasi menangkap peluang dari bilateral perdagangan Indonesia-Selandia Baru di sektor ekonomi dan perdagangan.
"Silakan manfaatkan Kedutaan Besar RI untuk memfasilitasi langkah tersebut. Saya kira ini kesempatan dari Selandia Baru ke Indonesia, dari Indonesia ke Selandia Baru untuk meningkatkan perdagangan ke depan," katanya saat membuka Dialog Kebangsaan yang diikuti sekitar 300 diaspora Indonesia, di Auckland, Selandia Baru, Kamis malam (29/2/2024).
Hubungan Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru telah terjalin kuat dan kukuh. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kedua negara juga menjalankan kesepakatan kerja sama kemitraan komprehensif.
"Sayangnya, angka perdagangan bilateral Indonesia dan Selandia Baru kini tengah menurun, sehingga perlu upaya bersama untuk meningkatkan secara signifikan," katanya lagi.
Neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mengalami tren penurunan 18,82 persen dari 2.128,7 juta dolar AS pada tahun 2022 menjadi 1.728 juta dolar AS pada 2023.
Dalam kaitan itu, Wapres melihat potensi perdagangan industri halal, di mana Indonesia saat ini terus mendorong realisasi visi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
"Yang pasti Selandia Baru merupakan pengekspor daging halal, selain Australia ke Indonesia dan negara lain," katanya pula.
Wapres yang juga Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong pelaku usaha untuk melakukan terobosan, agar produk halal Indonesia kian berkembang dan mampu bersaing di pasaran dunia.
"Kita juga mengimpor daging, tapi juga mengekspor produk-produk Indonesia, produk halalnya rempah-rempah yang kita miliki," katanya lagi.
Wapres menambahkan, posisi dan kontribusi ekonomi syariah Indonesia di tingkat global makin diperhitungkan. Sinergi pemangku kepentingan mampu membawa Indonesia meraih peringkat ketiga, menurut laporan Indikator Ekonomi Syariah Global 2023.
"Kalau diteliti lebih jauh, Indonesia sudah diperingkat kesatu karena banyak produk impor Indonesia tidak tercatat sebagai produk halal, termasuk minyak sawit, Indonesia termasuk terbesar di dunia," kata dia lagi.
Menurut Ma'ruf, sektor yang prioritas untuk dikembangkan yakni makanan dan minuman, pariwisata ramah Muslim, media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetik halal Indonesia.
"Saya melihat ada peluang bagi WNI atau diaspora Indonesia di Selandia Baru untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut," katanya lagi.