REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Media, Wibowo Prasetyo berharap, penyelenggaraan haji 1445 H/2024 diwarnai dengan keceriaan dan kegembiraan. Karena itu, dia pun mendorong kepada para petugas haji untuk menjadi influencer melalui media sosialnya masing-masing.
Dia mengatakan, seluruh petugas haji adalah influencer penyelenggaraan ibadah haji, baik petugas kloter, petugas PPIH Arab Saudi maupun tenaga pendukung. Menurut dia, bisa memanfaatkan media sosialnya untuk membuat konten-konten positif dan unik.
"Manfaatkan media sosial untuk menarik publik karena pemerintah total memberikan yang terbaik," ujar Wibowo saat memberikan arahan dalam kegiatan Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2024).
Jika pun ada masalah yang ditemukan di lapangan, menurut dia, segera komunikasikan terlebih dahulu kepada penanggung jawab, bukan justru malah langsung memposting di media sosial.
"Jangan yang tegang-tegang. Ketika ada sesuatu masalah segera komunikasikan dengan petugas," ucap Wibowo
Jika menjumpai potensi munculnya isu negatif, petugas kloter bisa berkoordinasi langsung dengan ketua sektor. "Jika ada info yang tidak sesuai dengan fakta, petugas kloter dapat membuat konten yang dapat menjernihkan informasi, dalam bentuk testimoni, cek fakta, dan sebagainya," kata dia.
Dia menambahkan, para petugas haji Indonesia yang bertugas di Arab Saudi harus menjaga nama baik bangsa dan marwah petugas haji. Menurut dia, petugas lah yang akan membersamai jamaah selama 24 jam, sehingga harus melayani secara profesional dan proporsional.
"Tugas kita harus dilakukan secara profesional dan proporsional sehingga tidak ada komplain dari jamaah. Wujudkan zero komplain," kata Wibowo.
Sebelumnya, Stafsus Menteri Agama, Ishfah Abidal Aziz atau Gus Aleq berpesan kepada petugas haji agar tidak membanggakan status sosialnya saat melayani jamaah haji di Arab Saudi. Jika ada petugas yang mengagungkan status sosialnya, kata dia, maka harus diberi sanksi.
Gus Aleq mengatakan, setiap calon PPIH tidak memiliki keistimewaan selama di Arab Saudi. Karena itu, menurut dia, status sosialnya di Tanah Air harus dilepaskan untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah haji Indonesia.
"Jika ada petugas yang mengagung-agungkan status sosialnya dan tidak bekerja, beri sanksi," ujar Gus Aleq saat memberikan arahan dalam kegiatan Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2024).
Menurut dia, setiap petugas haji harus diukur komitmennya dalam bekerja untuk melayani jamaah, bisa bekerja sama dengan baik dan berkontribusi dalam satu tim. "Kita semua sama statusnya sebagai petugas layanan jamaah haji," ucap Gus Aleq.
Petugas haji yang merasa lebih penting dari yang lain juga menjadi kendalam dalam layanan haji. Jika petugas haji memiliki perasaan seperti itu, kata Gus Aleq, maka tidak akan bisa bekerja dengan petugas lainnya dan layanan jamaah pun tidak maksimal.
"Jadi jangan pernah merasa bahwa kita ini lebih penting dari yang lain ketika menjalankan tugas," kata Gus Aleq.
Gus Aleq menjelaskan, petugas haji akan berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah, yakni ibadah dalam melayani jamaah. Para petugas haji akan membantu jamaah sejak dari Tanah Air hingga ke Tanah Suci, dan kembali lagi ke Indonesia. "Kita memberikan layanan dan kita niatkan beribadah," jelas Gus Aleq.