REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK – Pada bulan suci Ramadhan dianjurkan bagi setiap orang untuk melakukan amalan – amalan yang sholeh agar tidak merugi. Semua amalan yang dilakukan demi mengharapkan ridha Allah SWT. Tetapi, tetap saja ada orang yang merugi pada bulan Ramadhan.
Terdapat orang yang merugi pada bulan Ramadhan, seperti yang tertulis pada Hadits Riwayat Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
Artinya : “Sungguh celaka seorang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.”
Menurut buku karya Abdul Aziz As – Sadhan yang berjudul Puasa Tapi Keliru yang menjelaskan terdapat 5 golongan manusia yang puasanya tidak mendapatkan hasil selama bulan suci Ramadhan berlangsung. Pertama, adalah orang – prang yang menganggap bulan Ramadhan sama seperti bulan lainnya dan ia juga melakukan kebaikan padahal dalam bulan Ramadhan semua pahala bisa didapatkan berlipat – lipat.
Kedua, orang yang berubah menjadi ‘baik’ hanya ketika bulan Ramadhan saja dan ketika Ramadhan selesai, ia kembali melakukan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, seperti tidak pergi ke masjid, tidak melaksanakan shalat, dan juga melepas hijabnya. Seperti yang dikatakan Imam Ahmad, “Seburuk – buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja.”
Ketiga, golongan yang merugi di bulan Ramadhan adalah orang yang hanya sebatas menahan lapar dan dahaga saja. Ia tetap melakukan perbuatan dosa seperti menyebar fitnah, menggunjing, menghina padahal ia sedang berpuasa untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Pada Hadits Riwayat Bukhari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkatan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).”
Keempat, orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya pada bulan Ramadhan, seperti tidur sepanjang hari di bulan Ramadhan serta melakukan hal yang sia – sia pada malam hari. Yang seharusnya pada Ramadhan menyibukkan diri dengan beramal, dzikir, tadarus, seerta amalan – amalan baik lainnya.
Kelima, orang yang tetap melakukan maksiat pada bulan Ramadhan dan tidak melakukan ibadah – ibadah untuk memohon ampunan dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : “Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”