REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca di Arab Saudi saat musim haji sangat terik, bisa mencapai 45 derajat. Karena itu, jamaah calon haji Indonesia diminta menjaga kebugaran selama di Tanah Suci agar tidak mudah sakit sebelum puncak haji.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo mengingatkan jamaah haji menghindari aktivitas berlebihan saat siang hari. Contohnya hindari mengejar Sholat Arbain atau 40 waktu di Masjid Nabawi, karena bisa menguras tenaga.
"Hemat tenaga ya. Jangan semua jamaah ikuti semua kegiatan. Jangan sampai kelelahan sebelum puncak haji," kata Liliek usai Bimbingan teknis pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (23/3/2024).
Ia berkata, sebelum puncak haji di Arafah Mina dan Muzdalifah (Armuzna) sangat penting ritme kegiatan jamaah. Termasuk dalam beribadah.
Teriknya cuaca di Arab Saudi membuat jamaah kehausan dan sering minum. Padahal, minum banyak dalam satu waktu bisa membuat jamaah gampang kebelet buang air kecil alias beser. Karena itu, Liliek membagikan tips agar jamaah bisa menjaga kebugaran saat melaksakan ibadah haji.
Liliek berkata, ada ritme pola minum yang harus diperhatikan jamaah haji. Rumus minum saat di Arab Saudi agar tidak keseringan ingin buang air kecil. "Jadi rumusnya itu yang terpenting minum air putih, dalam satu jam 200 mililiter air agar tak beser," kata Liliek.
Rumus minum air seteguk demi seteguk bisa bermanfaat, mengingat toilet di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sangat jauh. "Di sana itu kan, kalau mencari toilet susah baliknya. Nanti pas balik lagi belum tentu bisa masuk," ujar dia.
Liliek berkata, trik minum demi hindari panas yang diperkirakan sampai 50 derajat ini perlu ditambah oralit. Oralit diminum untuk mengganti cairan tubuh.
Selain itu, pola minum 10 menit sekali sebanyak 3 tegukan bisa dijalankan jamaah haji di Tanah Suci. "Minum air itu perhatikan betul, Yang utama air putih," ucap dia.