REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakistan menggeser posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Namun, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menegaskan perubahan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kuota haji Indonesia.
"Ya kuota haji kan per seribu ya, saya kira tidak akan berpengaruh pada kuota haji, karena hitungannya itu per seribu satu jamaah haji, jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Gus Yaqut usai menghadiri acara Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama dengan Ormas Islam Tingkat Pusat di Kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2024).
Berdasarkan hasil survei World Population Review, populasi Muslim Pakistan kini telah mencapai 240,8 juta jiwa. Sedangkan jumlah muslim di Indonesia hanya berjumlah 236 juta jiwa. Namun, menurut Gus Yaqut, Islam tidak mementingkan kuantitas, melainkan kualitas.
"Dan Islam itu tidak banyak-banyakan, Islam itu soal kualitas, bukan kuantitas," ucap Gus Yaqut.
Untuk meningkatkan kualitas umat Islam Indonesia, menurut dia, pemerintah pun siap berkolaborasi dengan para pemimpin ormas Islam di Indonesia. Dalam momentum silatirrahim dan buka puasa itu, Gus Yaqut juga menyerahkan bantuan operasional kepada sejumlah ormas Islam di Indonesia.
"Alhamdulillah pada hari ini kita bisa bersama dan momentum buka bersama. Dan seperti biasa pemerintah memberikan bantuan operasional untuk ormas-ormas Islam dan hari ini kita serahkan," kata Gus Yaqut.
Dia mengatakan, pemerintah tidak akan pernah bisa meninggalkan ormas Islam. Karena, menurut dia, ormas Islam selama ini telah menjadi penghubung yang baik antara pemerintah dan rakyat.
"Ormas ini menjadi sangat penting fungsinya dan tentu karena fungsi yang sangat penting dan strategis itu kita pasti akan terus berkolaborasi dengan ormas-ormas yang ada di Indonesia terutama ormas Islam," jelas Gus Yaqut.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Islam Prof Kamaruddin Amin menjelaskan, Pakistan memang telah melampui Indonesia dalam hal populasi Muslimnya. Namun, yang perlu diketahui juga, Islam akan menjadi agama mayoritas dunia, dengan mengalahkan agama-agama lain pada 2050.
"Yang paling menarik menurut saya adalah ini menunjukkan Islam itu adalah agama yang semakin menarik," kata Kamaruddin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
