REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, mengingatkan para stakeholder di daerahnya agar mengantipasi inflasi terkait masih berlangsungnya cuaca ekstrem di Sumbar.
Mahyeldi mengkhawatirkan cuaca ekstrem bisa berdampak pada perlambatan pendistribusian bahan kebutuhan pangan dan kejadian gagal panen.
"Pemprov Sumbar terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah pusat untuk memastikan inflasi 2024 dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen. Saat ini, masih cukup tinggi di kisaran 3,9 persen (yoy), yang dipengaruhi oleh banyaknya bencana alam di Sumbar karena cuaca ekstrem," kata Mahyeldi, Kamis (18/4/2024).
Mahyeldi menyebutkan dua komoditas pokok langganan penyumbang inflasi di Sumbar ialah beras dan cabai merah. Sejauh ini, Gubernur juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah membantu penanggulangannya melalui operasi pasar dan bazar murah.
Namun demikian, sambungnya, hal yang tetap perlu diwaspadai ialah potensi cuaca ekstrem di Sumbar, yang sering menyebabkan kejadian bencana seperti longsor dan banjir. Kejadian-kejadian itu kemudian kerap menyebabkan gagal panen, kerusakan jalan, dan turut menghambat arus distribusi bahan pangan.
"Oleh karana itu, kita berharap semua pihak bisa saling meningkatkan koordinasi dalam penanganan dan antisipasi terhadap suplai dan distribusi bahan pangan tetap terjaga," ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala BI Sumbar, Endang Kurnia Saputra mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sejauh ini terus bekerja keras untuk mengendalikan inflasi tahunan di Ranah Minang.
"Kami telah memprediksi pada Maret 2024 inflasi akan meningkat karena faktor erupsi Gunung Marapi serta faktor meningkatkan kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran," kata Endang.
Mencermati perkembangan inflasi Sumbar dua bulan terakhir, imbuhnya, memang terjadi kenaikan, di mana pada Februari 2024 inflasi tercatat 3,32 persen (yoy) dan naik menjadi 3,93 persen (yoy) pada bulan Maret 2024.
“Inflasi Sumbar masih di atas inflasi nasional yang sebesar 3,05 persen (yoy). Penyumbang utama inflasi dalam dua bulan terakhir itu masih komoditi cabai merah," kata Endang menambahkan.