REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kementerian Agama (Kemenag) melakukan manasik haji dan lebih fokus pada praktek bukan hanya sekadar ceramah, di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Saya minta ke depan, manasik haji tidak lagi diisi dengan ceramah-ceramah karena jamaah sudah paham dengan materi," kata Kepala Kemenag Sulut H Sarbin Sehe, di Manado, Ahad (14/5/2023).
Jika hanya ceramah, maka tidak akan memberi manfaat yang besar kepada jemaah, mereka butuh praktek seperti memakai pakaian ihram, latihan berwukuf, melontar jumrah dan lainnya.
Sarbin mengatakan pihaknya meminta agar kebiasaan-kebiasaan pembinaan manasik haji dengan metode ceramah harus dikurangi dan lebih diperbanyak dengan praktek manasik di masjid atau lapangan.
Sehingga, katanya, calon jemaah haji bisa langsung menjawab keraguan dan kekurangpahaman jamaah mengenai tata cara ibadah haji.
"Sekali lagi saya ingatkan kepada para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, para Kepala Seksi PHU dan semua fasilitator di Bidang PHU agar serius memperhatikan hal ini sehingga ketika tiba di tanah suci, jemaah sudah punya bekal yang cukup yang membantu mereka untuk lebih khusuk dan memaknai ibadah haji mereka," pungkas Kakanwil.
Hadir mendampingi Kakanwil dalam kegiatan ini Kepala Kemenag Kota Bitung H. Yahya Pasiak, JFT Bidang PHU Wahyudin Ukoli dan Ismoedjiono serta Kasie PHU Kemenag Kota Bitung Irfan Djabli.