Ahad 21 May 2023 17:56 WIB

Masya Allah, Daftar Haji di Jepang tak Perlu Ngantre

WNI di Jepang diimbau memanfaatkan kemudahan ini sebelum pulang ke Indonesia.

Suasana Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Meski biaya haji di Jepang sekitar satu juta yen atau sama dengan biaya paket haji khusus di Indonesia sekitar Rp 120 juta, salah satu kemudahan beribadah haji dari Jepang adalah tanpa antre.
Foto: Republika
Suasana Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Meski biaya haji di Jepang sekitar satu juta yen atau sama dengan biaya paket haji khusus di Indonesia sekitar Rp 120 juta, salah satu kemudahan beribadah haji dari Jepang adalah tanpa antre.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Meski biaya haji di Jepang sekitar satu juta yen atau sama dengan biaya paket haji khusus di Indonesia sekitar Rp 120 juta, salah satu kemudahan beribadah haji dari Jepang adalah tanpa antre. 

"Dari segi waktu cenderung lebih singkat. Tidak mengantre, kalau di Indonesia bisa sampai 40 tahun-50 tahun antrenya. Kalau daftar di sini bisa langsung berangkat," kata Sekretaris Umum Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia Uwais Al Kindi.

Baca Juga

Karena itu, Uwais mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) Muslim yang tinggal di Jepang untuk memanfaatkan kemudahan tersebut. "Jangan pulang ke Indonesia sebelum haji di Jepang," kata Uwais.

Pada Ahad (21/5/2023), para jamaah calon haji WNI yang tinggal di Jepang menjalankan manasik haji sebagai persiapan ibadah sebelum berangkat ke Tanah Suci. Sekitar 70 jamaah calon haji melaksanakan manasik yang dipandu oleh Imam Masjid Bilal Nagano Ustadz Muhammad Anwar di Balai Indonesia, Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Tokyo, Jepang.

"Alhamdulillah setelah pandemi Covid-19 pada 2020, 2021 dan 2022, kita tidak mengadakan dan memang dari travel Jepang tidak bisa memberangkatkan haji karena yang diutamakan negara-negara (mayoritas) Muslim," kata Uwais.

Dia menyebutkan terdapat sekitar 600 jamaah calon haji yang diberangkatkan tahun ini. Mereka difasilitasi oleh tiga agen perjalanan haji dan umrah resmi di Jepang.

Masing-masing travel punya kuota 200 orang per tahunnya untuk berangkat haji. "Alhamdulillah tahun ini sekitar 70 orang yang hadir langsung di sini. Yang lain hadir daring," ujar Uwais.

Selain dari Tokyo, jamaah calon haji juga datang dari berbagai prefektur di Jepang, yang terjauh yakni dari Prefektur Aomori dan Prefektur Kagawa.

Biro perjalanan memang menyediakan manasik, tapi Bahasa Inggris atau Bahasa Jepang. "Kita fasilitasi di sini karena penyampaiannya menggunakan Bahasa Indonesia," kata dia.

Kegiatan manasik sendiri dimulai dari tausiyah yang berisi pengetahuan terkait syarat, rukun, sunnah dan larangan saat berhaji kemudian dilanjutkan dengan praktik. Praktik itu sendiri terdiri dari cara menggunakan pakaian ihram, tawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali hingga sai atau lari-lari kecil dari Shafa ke Marwah.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement