REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama pemangku kepentingan di sektor penerbangan siap memberikan pelayanan transportasi udara yang optimal kepada jamaah haji 2023.
"Kami siap memberikan dukungan kepada Kementerian Agama selaku leading sector penyelenggaraan ibadah Haji. Melalui pelayanan transportasi udara yang selamat, aman dan nyaman bagi jamaah haji," ucap Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Eka Putu Cahyadi saat media briefing di Gedung Kemenhub Jakarta, pada Sabtu (27/5/2023).
Sejumlah upaya telah dilakukan Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara untuk melancarkan penyelenggaraan haji 2023 melalui pelayanan transportasi udara, di antaranya menyiapkan sarana dan prasarana transportasi udara hingga menyiapkan personel yang bertugas untuk menjaga keselamatan, keamanan dan pelayanan transportasi udara bagi para haji.
Pada 2023 ini, telah disiapkan sebanyak 13 bandara embarkasi dan debarkasi haji dan enam bandara embarkasi antara.
"Tahun ini ada penambahan bandara embarkasi, yakni Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati. Ini yang menjadi hal baru dan persiapannya sudah kami lakukan sejak jauh hari," kata Eka Putu.
Ia mengatakan pada haji 2023, sebanyak 30 persen haji adalah lanjut usia (lansia). Oleh karena itu, Kemenhub telah berkoordinasi dengan operator bandara dan maskapai untuk memberikan pelayanan yang ramah lansia.
"Haji lansia menjadi salah satu fokus utama pelayanan kami," ujar Eka Putu.
Sementara itu, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub M. Mauludin menjelaskan untuk memastikan keselamatan penerbangan, Kemenhub melalui para inspektur DKPPU dan kantor otoritas bandara telah melakukan pengawasan transportasi udara melalui ramp check di 13 bandara embarkasi haji yang telah dilakukan sejak 27 Februari 2023.
Pengawasan meliputi dokumen yang wajib onboard di pesawat udara, memonitor masalah yang terjadi serta perbaikannya, memonitor pelaksanaan perawatan rutin/berkala yang wajib dikerjakan dan memeriksa kondisi umum pesawat setiap kedatangan dan keberangkatan.
"Sampai dengan 25 Mei sudah dilakukan 17 inspeksi (ramp check), 14 pesawat yang diperiksa dengan nol temuan. Artinya, seluruh pesawat yang telah dilakukan ramp check telah dinyatakan laik terbang," kata Mauludin.
Sedangkan maskapai penerbangan yang ditetapkan pemerintah melalui Kemenag untuk melayani angkutan haji 2023, yaitu Garuda Indonesia sebanyak 14 pesawat dan Saudi Arabian Airlines sebanyak 10 pesawat sebagai penerbangan niaga tidak berjadwal (charter).
Untuk embarkasi maskapai Garuda Indonesia berada di Aceh, Medan, Padang, Jakarta (Pondok Gede), Solo, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar dan Lombok. Sementara embarkasi Saudi Arabian Airlines berada di Batam, Palembang, Jakarta (Pondok Gede), Jakarta (Bekasi), Kertajatidan Surabaya.
Dua maskapai tersebut akan melayani sebanyak total 221.000 haji yang merupakan total kuota jamaah haji 2023. Sebanyak 537 kloter akan diberangkatkan dari Indonesia. Garuda Indonesia akan melayani 287 kloter dan Saudi Arabian Airlines melayani 250 kloter.
Sementara terkait adanya rencana penambahan kuota haji pada 2023, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara juga telah memberikan izin penerbangan bagi kloter kuota tambahan.
Adapun waktu pelaksanaan penerbangan jamaah haji dibagi dalam empat gelombang yang terdiri atas dua gelombang keberangkatan dan dua gelombang kedatangan. Gelombang I pemberangkatan menuju Madinah (24 Mei-7 Juni 2023) dan gelombang II pemberangkatan ke Jeddah (8 Juni-22 Juni 2023).
Sedangkan untuk pemulangan, gelombang I pemulangan dari Jeddah (4 Juli-18 Juli 2023) dan gelombang II pemulangan dari Madinah (19 Juli-3 Agustus 2023).