Senin 29 May 2023 19:09 WIB

Tips Haji: Manfaatkan Wudhu untuk Bersihkan Debu di Hidung

Wudhu bisa dimanfaatkan untuk mencegah penyakit bagi jamaah haji.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Muhammad Hafil
Tips Haji: Manfaatkan Wudhu untuk Bersihkan Debu di Hidung. Foto: Jamaah haji Indonesia mengambil air wudhu di Masjid Bir Ali, Madinah, Rabu (24/7). Masjid Bir Ali atau Masjid Dzulhulaifah ini menjadi tempat miqat atau niat ihram bagi jamaah haji yang berangkat dari Madinah menuju Makkah untuk berhaji atau umrah.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Tips Haji: Manfaatkan Wudhu untuk Bersihkan Debu di Hidung. Foto: Jamaah haji Indonesia mengambil air wudhu di Masjid Bir Ali, Madinah, Rabu (24/7). Masjid Bir Ali atau Masjid Dzulhulaifah ini menjadi tempat miqat atau niat ihram bagi jamaah haji yang berangkat dari Madinah menuju Makkah untuk berhaji atau umrah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Agung Sasongko dari Madinah, Arab Saudi

Ada sejumlah cara mencegah infeksi saluran pernafasan pada kondisi cuaca kering dan berdebu. Kondisi tersebut bakal dialami oleh jamaah haji Indonesia selama di Madinah.

Baca Juga

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi dr Imran mengatakan, penggunaan masker ketika beraktivitas di luar ruangam merupakan cara efektif. Apalagi jenis masker yang digunakan jenis kain. "Kalau masker kain bisa dibasahi, jadi bisa menjaga kelembaban hidung sekaligus mencegah debu terhirup secara langsung," kata dia dalam pesan singkat, Senin (29/7/2023).

Cara lain, manfaatkan waktu berwudhu atau di kesempatan lain untuk membahasi hidung. Minimal hingga batang hidung, seperti kumur-kumur kemudian keluarkan. Cara ini akan membantu melembabkan hidung dan mengeluarkan debu-debu yang menumpuk. Dengan menjaga kelembaban hidung dan mengeluarkan debu maka dapat dihindari iritasi seperti hidung terasa sakit hingga infeksi.

 

Selanjutnya, tak lupa dr Imran menganjurkan agar jamaah banyak minum dan buah-buahan sebagai asupan mineral dan vitamin untuk tubuh selama beraktivitas seharian.

Sementara itu, Ketua Kloter KNO 8(Medan) Bonggal Ritonga mengaku sudah mengimbau kepada jamaah rombongannya agar mengenakan masker dan alat pelindung lain sebagai langkah antisipasi cuaca panas, kering, dan berdebu.

"Sudah diimbau," tegasnya.

Kloter 8 ini terdiri dari 393 jamaah dengan 115 di antaranya merupakan lansia.

Sejak pukul 21.00 malam Waktu Arab Saudi (WAS) Ahad (28/5/2023), angin kencang beserta pasir yang diselingi debu (pasir)melanda kota Madinah. Selang 20 menit kemudian, turun hujan. Sempat terhenti sekitar pukul 23.00 WAS, hujan kembali turun pada pukul 00.00 WAS, Senin (29/5/2023) dini hari, dengan intensitas cukup deras.

Dari pantauan Republika di kawasan Masjid Nabawi, jamaah yang baru tiba segera mempercepat langkahnya menuju Masjid. Sementara jamaah lainnya, terhenti langkahnya dan memilih untuk sejenak menepi di selasar pertokoan kawasan Masjid Nabawi.

Di pagi hari, dari aplikasi cuaca yang dipantau suhu udara kota Madinah tercatat 24 derajat celcius dengan kecepatan angin 20 km/jam. Cuaca cenderung sejuk dan berangin. Pada siang hari diperkirakan suhu mencapai 38-40 derajat celcius dengan kecepatan angin 33.1 km/jam dan kelembaban 30 persen.

Pada Senin (29/5/2023), jumlah jamaah haji yang tiba sebanyak sembilan kloter dengan total jamaah 3.752 orang. Dengan rincian sebagai berikut:

BTH 9 (Batam)374 jamaah, JKG 16 (Jakarta-Pondok Gede)393 jamaah, SUB 12 (Surabaya)450 jamaah,  KNO 6 (Medan)360 jamaah, SUB 13 (Surabaya) 450 jamaah, JKG 17 (Jakarta-Pondok Gede)393, SUB 14 (Surabaya)450, BDJ 1 (Banjarmasin) 328 jamaah, dan BTH 10 (Batam)374 jamaah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement