REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) diberikan kebebasan untuk menawarkan paket haji khusus kepada jamaahnya. Karenanya, layanan PIHK boleh dibilang beragam tinggal jamaah yang menentukan pilihannya.
Penanggungjawab Rombongan Haji Khusus Diyo Group, Syarifah Amirah Nawawi mengungkap, setiap travel memiliki kebijakan berbeda utamanya terkait lamanya di Tanah Suci. Diyo Group menetapkan durasi waktu 30 hari dengan lebih dulu jamaah akan berada di Madinah selama sembilan hari sehingga memungkinkan jamaah melaksanakan arbain dan city tour kr Masjid Qiblatain, Quba dan lainnya.
"Memang setiap travel berbeda, ada yang 20 hari 25 hari, dan ada travel yang mengambil puncak hajinya saja. Ada yang hanya di Madinah 4 hari. Ada juga yang mendekati puncak haji," paparnya, Senin (5/6/2023)
Untuk fasilitas penginapan, jamaah haji khusus Diyo Group menempati hotel bintang lima dengan maksimal per kamar berisi empat orang. Di Mina, jamaah menempati Maktab VIP yang lokasinya hanya 100 meter dari Jumarat dan keluar tenda 100 meter menuju ekskalator jamarat.
Selama puncak ibadah haji, jamaah akan dibimbing oleh Habib Novel Al Idrus dari Solo, Ustaz Haikal Husein Al Amry dari Palu.
"Jamaahnya sudah membayar mahal maka harus memberikan pelayanan yang maksimal. Yang kami tawarkan adalah pembimbingnya, fasilitasnya, dan menyamanan jamaah," katanya.
Ditanya berapa biayanya."18.000 dolar AS," kata Syarifah.
Kasi Layanan Haji Khusus Rudy N Ambary menyebut fasilitas bagi jamaah haji khusus yang berbeda dengan haji reguler salah satunya dari pelayanan konsumsi.
"Secara umum sama, meskipun secara aturan ada perbedaan. Dari konsumsi saja, kan jamaah biasa (reguler) pakai box, kalau mereka (haji khusus) di prasmanan," kata Rudy.
Fasilitas khusus berikutnya, kata dia, yang berbeda dengan haji reguler yaitu pada layanan masya'ir dari sisi akomodasi maupun pelayanan konsumsi. "Itu kan biaya dengan haji reguler berbeda, harga di Arabnya juga berbeda, itu mereka (di Masya'ir) mendapat fasilitas full AC, makan di prasmanan dan sebagainya," lanjutnya.
Hal itu berbeda dengan layanan masya'ir haji reguler. Makanan mereka berupa nasi kotak dan tidak full AC. Fasilitas yang akan didapatkan oleh jamaah haji khusus lainnya,
Rudy mengungkap, Maktab mereka di 'Arafah rata-rata berada pada maktab 112, lebih dekat ke jamaratnya, hanya 1-2 kilo perjalanan bolak-balik. Tidak hanya itu, jamaah haji khusus yang mendarat di Madinah, kata Rudi, akan menempati pemondokan yang tidak jauh dengan Masjid Nabawi. Jaraknya rata-rata 300-400 meter.
"Rata-rata hotel bintang lima yang jaraknya antara 300-400 meter, tidak akan lebih dari 700 meter," katanya.