Senin 05 Jun 2023 19:48 WIB

15 Kali Terlambat, Maskapai Pengangkut Jamaah Haji Diminta Kooperatif

Maskapai pengangkut jamaah haji diminta perhatikan kenyamanan jamaah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 15 Kali Terlambat, Maskapai Pengangkut Jamaah Haji Diminta Kooperatif. Foto:  Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab
Foto: istimewa
15 Kali Terlambat, Maskapai Pengangkut Jamaah Haji Diminta Kooperatif. Foto: Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keterlambatan penerbangan masih terus terjadi sampai hari ke-13 keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi. Keterlambatan itu terjadi baik dalam penerbangan Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab meminta maskapai penerbangan untuk serius dalam memperhatikan kenyamanan jamaah haji. Hal itu ditunjukkan dengan sikap yang lebih kooperatif dan informatif.

Baca Juga

“Maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, harus lebih kooperatif dalam menginformasikan setiap perubahan atau keterlambatan penerbangan. Maskapai juga harus lebih solutif,” kata Saiful Mujab dalam keterangan tertulisnya kepada Republika pada Senin (5/6/2023).

Tingkat perubahan dan keterlambatan jadwal penerbangan jamaah haji Indonesia 2023 sudah cukup tinggi, angkanya lebih dari 15 kali keterlambatan atau perubahan jadwal. Padahal, saat ini masih dalam tahapan pemberangkatan gelombang pertama yang berlangsung dari 24 Mei sampai 7 Juni 2023.

“Masing-masing maskapai yang menempatkan perwakilannya di asrama haji, tidak hanya untuk menyiapkan jadwal, namun juga untuk menjelaskan dan meminta maaf ke jamaah bila ada perubahan jadwal penerbangan. Sebab, jadwal yang disepakati sebelumnya sudah disosialisasikan ke jamaah,” kata dia.

“Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak maskapai agar keterlambatan tidak terus terjadi. Apa yang menjadi kesepakatan kontrak harus dipenuhi,” lanjutnya.

Saiful Mujab kembali mengingatkan maskapai bahwa perubahan jadwal penerbangan mengakibatkan efek domino yang mengganggu pemenuhan layanan kepada jamaah, baik di asrama haji, maupun di Madinah dan Makkah. Sebab, hal itu berkaitan dengan masa tinggal jamaah, kapasitas, dan rotasi jamaah di asrama haji. Terlebih lagi layanan di Arab Saudi yang telah dikontrak untuk melayani jamaah haji sesuai jadwal, menjadi tidak efisien.

“Kami harap potensi perubahan jadwal bisa diminimalisir. Jika ada perubahan jadwal, dalam kontrak sudah disebutkan bahwa pemberitahuan minimal 2x24 jam sebelum keberangkatan. Jangan mendadak atau bahkan baru diberitahukan setelah terjadi,” kata Saiful Mujab.

“Saya minta komiten maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, terhadap kesepakatan yang sudah tertuang dalam kontrak,” lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement