REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Saat ini ratusan ribu jamaah asal Indonesia sedang melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Namun, apakah boleh berhaji dengan mengatasnamakan ibu yang sudah meninggal dunia?
Salah satu dalil bolehnya berhaji atas nama ibu yang sudah meninggal dunia adalah sebagai berikut:
قَالَتْ إِنَّهَا لَمْ تَحُجَّ قَطُّ أَفَأَحُجُّ عَنْهَا قَالَ « حُجِّى عَنْهَا ». (رواه مسلم)
Sahabat berkata: “Ibuku belum haji. Apakah aku berhaji atas nama ibuku?” Jawab Nabi: “Ya, hajilah atas nama ibumu” (HR Muslim).
Selain itu, ada juga dalil berikut:
فَهَذَا سَأَلَهُ عَنِ الْحَجِّ عَنْ مَيِّتِهِ فَأَذِنَ لَهُ وَهَذَا سَأَلَهُ عَنِ الصِّيَامِ عَنْهُ فَأَذِنَ لَهُ وَهَذَا سَأَلَهُ عَنِ الصَّدَقَةِ فَأَذِنَ لَهُ وَلَمْ يَمْنَعْهُمْ مِمَّا سِوَى ذَلِكَ (الروح 142)
“Maka Rasulullah ditanya tentang haji dari keluarga-nya yang wafat, beliau memberi izin kepadanya. Rasulullah juga ditanya tentang puasa dari keluarganya yang wafat, beliau memberi izin kepadanya. Rasulullah ditanya lagi tentang sedekah dari keluarganya yang meninggal, beliau memberi izin kepada-nya. Dan Nabi tidaklah mencegah hal-hal yang lainnya".
Namun, Mazhab Syafii menyatakan bahwa orang yang menjadi badal atau menggantikan haji orang lain, termasuk orang tuanya yang telah wafat disyaratkan sudah haji dahulu bagi dirinya sendiri. Jika ia belum berhaji, maka tidak cukup atau tidak boleh untuk menggantikan haji orang lain.
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سَمِعَ رَجُلًا يَقُولُ: لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ. قَالَ: مَنْ شُبْرُمَةُ؟ قَالَ: أَخٌ أَوْ قَرِيبٌ لِيْ. قَالَ: حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ، ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ. رواه أبو داود والدار قطني والبيهقي وغيرهم باسانيد صحيحة
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, sungguh Nabi saw mendengar seorang lelaki membaca talbiyah: ‘Laibaika dari Syubrumah.’ Beliau pun meresponnya dengan bertanya: ‘Siapa Syubrumah?’ Laki-laki itu menjawab: ‘Saudara atau kerabatku.’ Nabi tanya lagi: ‘Apakah e=kamu sudah haji untuk dirimu sendiri?’ Orang itu menjawab: ‘Belum.’ Nabi pun bersabda: ‘Hajilah untuk dirimu sendiri, kemudian baru haji untuk Syubrumah.” (HR Abu Dawud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan selainnya dengan sanad shahih).