REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji Indonesia menuju Tanah Suci mulai 24 Mei hingga 2 Agustus 2023. Dikutip dari laman Muhammadiyah, sebagai langkah persiapan, calon jamaah haji mesti mempersiapkan segala kebutuhan, dari kesehatan hingga bekal ilmu.
Pertama, calon jamaah haji mesti berniat ikhlas di dalam hati karena Allah SWT untuk melakukan haji atau umroh kemudian diiringi mengucapkan lafal “Labbaika ‘umratan”, atau “Labbaika hajjan wa ‘umratan”, atau “Labbaika hajjan” sesuai dengan jenis haji yang hendak dilakukan di tempat-tempat (miqat) yang sudah ditentukan.
Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, cara niat yang diiringi dengan ucapan dalam hal ini berdasarkan firman Allah SWT dan perbuatan Nabi SAW dalam riwayat berikut: “Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…” ( Al-Bayyinah ayat 5). Firman Allah lainnya: “Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya” (An-Najm ayat 11).
Ada pula penggalan dari hadis Nabi SAW: “Sesungguhnya amalan-amalan itu (harus dilakukan) dengan niat, dan bagi setiap orang apa yang diniatkan…” (HR. al-Bukhari) dan hadits Nabi SAW lainnya: “Saya mendengar Rasulullah SAW membaca talbiyah untuk berihram haji dan umroh bersama-sama dengan bacaan “Labbaika ‘umratan wa hajjan” (Aku patuhi perintah-Mu untuk umroh dan haji)” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Selain niat, calon jamaah haji juga mesti mengetahui lafadz talbiyah yang benar. Lafadz talbiyah yang disepakati ulama adalah sebuah riwayat populer dari Rasulullah.
عن عبد اللهِ بنِ عمرَ رضيَ اللهُ عنهما أنَّ تلْبيةَ رسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَبَّيْكَ اللّهمَّ لبَّيك، لبَّيكَ لاشريكَ لكَ لبَّيكَ، إنَّ الحمدَ والنعمةَ لكَ والملكَ، لا شَرِيكَ لكَ -رواه البخارى
Artinya: Dari Abdulah bin Umar ra. (diriwayatkan) bahwa talbiyyah Rasulullah SAW: “Aku patuhi perintahMu ya Allah, aku patuhi, aku patuhi. Tiada sekutu bagimu, sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milikMu, begitu pula kekuasaan, tiada sekutu bagiMu (HR. Al-Bukhari).
Membaca lafadz talbiyah di atas dapat dilakukan sendiri, bersamaan, atau boleh melalui komando hingga anggota/jamaah mengikutinya. Demikian didasarkan pada sebuah riwayat mauquf:
(Diriwayatkan) Dari Abdurrahman bin Yazid dan al-Aswad binYazid keduanya berkata: Kami mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata di Ja m’ (nama tempat): aku mendengar seseorang yang diturunkan padanya surat al-Baqarah di tempat ini membaca labbaikallahumma labbaik, sesudah itu ia membaca talbiyah dan kami pun ikut bertalbiyah (memulai ihram) (HR. Muslim).