Rabu 07 Jun 2023 23:28 WIB

Generasi Milenial Diimbau Punya Perencanaan Keuangan Haji

Antrean haji Indonesia terbilang panjang.

Bapak Samin didampingi istri membuka tabungan haji di Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Solo, Jawa Tengah. BSI membantu proses pembukaan tabungan dan pendaftaran haji Bapak Samin, penjaga sekolah di SD Negeri Lodjiwetan, Kota Solo, Jawa Tengah, yang uang tabungan untuk menunaikan ibadah hajinya hancur dimakan rayap.
Foto: BSI
Bapak Samin didampingi istri membuka tabungan haji di Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Solo, Jawa Tengah. BSI membantu proses pembukaan tabungan dan pendaftaran haji Bapak Samin, penjaga sekolah di SD Negeri Lodjiwetan, Kota Solo, Jawa Tengah, yang uang tabungan untuk menunaikan ibadah hajinya hancur dimakan rayap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengajak generasi milenial memiliki perencanaan keuangan haji dengan mendalami literasi keuangan karena waktu masa tunggu haji yang cukup panjang.

Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander di Padang, Senin mengatakan, secara umum waktu tunggu haji ini bervariasi tergantung populasi yang ada di daerah tersebut.

Baca Juga

Menurut dia, daerah yang memiliki masa tunggu haji paling lama ada di Bantaeng Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan, yakni selama 45 hingga 48 tahun.

Sementara untuk Sumatera Barat sendiri masa tunggu haji di sini mencapai 30 tahun dan ini tentu menjadi perhatian bagi generasi muda yang ingin melakukan investasi haji sejak muda.

Dirinya berharap jamaah berangkat haji pada usia muda dapat menjadi salah satu prioritas mengingat waktu tunggu haji yang panjang.

Selain itu faktor terhadap jamaah usia lanjut menjadi risiko yang cukup tinggi dalam melaksanakan ibadah haji yang merupakan ibadah fisik.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung Arab Saudi meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sana, sehingga dapat menambah kuota haji Indonesia.

Sementara anggota Komisi VIII DPR RI Asli Chaidir mengaku hingga saat ini memang belum ada solusi terkait masa tunggu haji yang cukup lama.

"Tidak ada solusi saat ini dan bagaimana cara menahan orang yang ingin ibadah haji. Mereka ini mendaftarkan diri untuk menjalankan ibadah haji," kata dia.

Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan adalah bagaimana mendapatkan tambahan kuota haji seperti yang diterima tahun ini sebanyak 8.000 jamaah.

"Mudah-mudahan kerajaan Arab Saudi memberikan hadiah yang besar berupa kuota karena memang jamaah haji dari Indonesia salah satu yang terbaik, santun dan mudah diarahkan. Kita juga mendapatkan penilaian 90,4 persen baik dalam pengelolaan dan jamaah hajinya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement