REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 banyak jamaah haji lanjut usia (lansia) yang jumlahnya mencapai sekitar 30 persen atau 67.000 orang. Sehubungan dengan itu, dibuat layanan kesehatan satelit di setiap hotel atau pemondokan jamaah haji agar layanan kesehatan dekat dengan jamaah.
Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat, mengatakan, dalam satu hotel ada dokter layanan kesehatan satelit. Jumlah dokternya tergantung pada kapasitas hotelnya. Sehingga kalau banyak dokternya bisa dibuat semacam shift agar layanan kesehatan satelit bisa beroperasi 24 jam.
Arsad mengatakan, selama beberapa tahun lalu, tenaga kesehatan melakukan layanan kesehatan bagi jamaah haji dengan mengetuk kamar para jamaah haji. Cara seperti ini akan tidak efektif jika jamaah haji kecapean, tapi pintu kamarnya diketuk oleh tenaga kesehatan.
"Jadi, jamaah haji sebelum ke masjid, kalau sadar kesehatan, mereka akan berkonsultasi ke layanan kesehatan satelit, cek tensinya, kalau oke jalan (ke masjid)," kata Arsad di Makkah, Sabtu (10/6/2023).
Bisa juga jamaah haji konsultasi ke dokter di layanan kesehatan satlit setelah dari masjid. Jadi, manfaat layanan kesehatan satelit ini dampaknya sangat bagus. Terlebih, pada tahun ini mengusung tema 'Haji Ramah Lansia'.
"Jadi, ini layanan kesehatan satelit mendekatkan layanan kesehatan ke jamaah haji," ujar Arsad.
Layanan kesehatan bagi jamaah haji ada Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), layanan kesehatan sektor dan layanan kesehatan satelit di setiap hotel atau pemondokan jamaah haji.
Arsad mengatakan, ada 108 hotel atau pemondokan jamaah haji Indonesia di Makkah. Memang ada sebagian kecil hotel yang tidak memiliki layanan kesehatan satelit, tapi jumlahnya sedikit sekali. Jadi, jamaah haji Indonesia dari manapun datang ke layanan kesehatan satelit, meski dari sektor lain tetap akan dilayani.
"Ini (dibuatnya layanan kesehatan satelit) dalam rangka layanan kesehatan tidak boleh jauh dengan jamaah haji," katanya.
Tenaga kesehatan di layanan kesehatan satelit di Sektor 10, Rose Garden Hotel Nomor 1007 menyampaikan bahwa jamaah haji yang berobat di sana banyak yang batuk dan flu. Setiap harinya bisa seratus lebih jamaah haji yang berobat di layanan kesehatan satelit.
"Jamaah haji banyak yang mengeluh sakit batuk dan pilek (flu), tenggorokan sakit dan pegel-pegel mungkin setelah tawaf dan sai di Masjidil Haram," kata dokter Meky Tri dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang sedang bertugas di layanan kesehatan satelit.
Ia juga mengungkapkan, obat batuk dan flu yang paling sering diberikan kepada jamaah haji di layanan kesehatan satelit. Sehubungan dengan itu, dokter Meky mengingatkan jamaah haji Indonesia agar banyak minum dan memakai masker kemudian disemprot pakai air maskernya agar lembab.
Dokter Meky mengatakan, di satu hotel biasanya ada empat kloter jamaah haji. Di setiap hotel ada layanan kesehatan satelit yang beroperasi selama 24 jam.
"Biasanya layanan kesehatan satelit sepi di malam hari, ramai lagi di waktu Subuh karena banyak jamaah haji yang sholat Subuh di Masjidil Haram," ujar dokter Meky.