REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam yang mendapatkan kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji menginginkan ibadah hajinya mabrur. Adakah ciri-ciri haji yang mabrur?
Adapun perintah melaksanakan ibadah haji termaktub dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 97. Allah berfirman, "Fiihi Aayaatum baiyinaatum Maqoomu Ibraahiima wa man dakhalahuu kaana aaminaa; wa lillaahi 'alan naasi Hijjul Baiti manis tataa'a ilaihi sabiilaa; wa man kafara fa innal laaha ghaniyyun 'anil 'aalamiin."
Yang artinya, "Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam."
KH Ahsin Sakho dalam buku Oase Alquran: Petunjuk dan Penyejuk Kehidupan menjelaskan, ibadah haji merupakan ibadah dengan pemandangan yang sarat makna. Mulai dari sisi historis, kesucian, hingga makna di baliknya.
Beliau menjelaskan bahwa pada hakikatnya, haji yang mabrur bisa terlihat ciri-cirinya. Yakni hasilnya dapat manakala orang yang melaksanakan ibadah haji mampu melahirkan sikap sebagai manusia yang lebih bijak, santun, dan solider kepada sesama dalam realitas kehidupan.