Senin 19 Jun 2023 16:20 WIB

PPIH Siapkan 100 Kursi Roda dan 15 Mobil Golf untuk Lansia di Mina

PPIH menyiapkan petugas layanan lansia yang ditempatkan di setiap titik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Foto udara jalur pejalan kaki dari kota tenda Mina menuju bangunan Jamarat tempat tiga pilar jumrah berada dengan latar Kota Makkah dari kejauhan, Senin (12/8).
Foto: Amr Nabil/AP
Foto udara jalur pejalan kaki dari kota tenda Mina menuju bangunan Jamarat tempat tiga pilar jumrah berada dengan latar Kota Makkah dari kejauhan, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang puncak haji 2023, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 100 kursi roda dan 15 mobil golf untuk jamaah lanjut usia (lansia) di Mina. Persiapan terus dilakukan terkait pelayanan jamaah di Arafah dan di Muzdalifah.

Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado menjelaskan, pada momen puncak haji khususnya pada fase Mina, jamaah harus berjalan kaki ke Jamarat untuk melempar jumrah. Menurut dia, jarak tempuh terdekat antara tenda ke jamarat sekitar tiga kilometer dalam sekali jalan. Sementara, jarak terjauh mencapai tujuh kilometer dalam sekali jalan.

Baca Juga

Karena itu, menurut Dodo, pada rute tenda Mina-Jamarat tersebut PPIH menyiapkan petugas layanan lansia yang ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk 100 kursi roda dan lainnya.

“Dan selama di Mina, pihak Masyarik akan menyiapkan 15 mobil golf untuk layanan lansia, juga bagi jamaah risti serta penyandang disabilitas,” ujar Dodo dalam keterangan persnya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (19/6/2023).

“Fasilitas kursi roda dengan jumlah signifikan serta mobil golf di Mina menjadi salah satu terobosan baru dan ikhtiar PPIH melayani jamaah, khususnya jamaah lansia yang jumlahnya tahun ini mencapai kurang lebih 67 ribu jamaah,” kata dia.

Selama di Makkah, jamaah mendapatkan tiga kali makan, makan pagi, makan siang dan makan malam. Tahun ini, PPIH Arab Saudi mengganti menu sarapan untuk jamaah haji. Menu yang awalnya akan disajikan dalam bentuk roti, tahun ini diberikan berupa sarapan nasi, lauk, dan air mineral.

“Sarapan pagi berupa roti atau snack sudah dievaluasi. Hal itu, tidak sesuai dengan kebiasaan jamaah haji Indonesia yang umumnya sarapan dengan nasi,” ujar Dodo.

Penetapan menu makanan untuk jamaah haji, kata Dodo, sejak awal telah melibatkan tim pengawas katering. Mereka adalah ahli gizi yang juga dosen Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung. Pembahasan menunya juga melihatkan ahli gizi dari Kementerian Kesehatan.

“Berdasarkan penjelasan tim pengawas katering, menu sarapan yang disajikan ini setidaknya sudah memenuhi karbohidrat dan protein yang dibutuhkan jamaah untuk mendapatkan tenaga. Menu ini juga sudah melalui pembahasan dengan ahli gizi dari Kementerian Kesehatan,” kata Dodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement