Rabu 21 Jun 2023 18:32 WIB

Jelang Puncak Haji, Masjid Nabawi tak Berhenti Bersolek

Untuk menjaga agar Masjid Nabawi tetap bersih, ribuan pekerja dikerahkan.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim berdoa saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Prayogi
Umat muslim berdoa saat berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Rombongan jamaah haji Indonesia gelombang pertama sudah diberangkatkan ke Makkah. Saat ini, kota suci Madinah masih menunggu tiga kloter terakhir dari rombongan jamaah haji Indonesia yang merupakan kuota tambahan.

Karenanya ada pemandangan berbeda dengan Masjid Nabawi saat ini, sepi, hanya segelintir jamaah Indonesia di sana. Meski demikian, aktivitas Masjid Nabawi berjalan seperti biasa. Masih ada terlihat rombongan jamaah haji dari negara lain seperti rombongan dari Afrika, Asia Tengah seperti Uzbekistan, Pakistan juga Bangladesh.

Baca Juga

Yang pasti, masjid yang mampu menampung 450 ribu jamaah ini tak berhenti bersolek guna menyambut para tamu Allah. Untuk menjaga agar masjid tetap bersih, ribuan pekerja dikerahkan.

Setiap hari, masjid dibersihkan sebanyak lima kali. Dengan menggunakan 72 mesin pembersih yang menyerupai mobil, para pekerja membersihkan bagian dalam, luar hingga pelataran Masjid Nabawi.

"Karyawan kebersihan sebanyak 3.000 dikerahkan tidak hanya di dalam masjid saja tapi juga toilet, bersihkan lampu-lampu, termasuk membersihkan masjid lama," ujar Direktur Pelayanan Jamaah Masjid Nabawi Ahmad Bin Ali Al Johan ketika menerima kunjungan Media Center Haji, beberapa waktu lalu.

Ahmad mengatakan, bagian masjid lama yang dimaksud adalah bangunan awal masjid di mana terdapat Raudhah berada. Setiap enam bulan sekali khusus Raudhah karpet diganti dengan yang baru.

"Kalau hanya dibersihkan itu tidak diangkat-angkat karpet itu, dicuci di sana dikeringkan tetap di situ," ucapnya.

Selain membersihkan karpet, para petugas juga rutin membersihkan 10 menara masjid setiap minggunya. Bahkan, agar jamaah yang melaksanakan ibadah tetap merasakan udara segar, sebanyak 27 kubah di mana masing-masing kubah memiliki seberat 80 ton bergerak dan bergeser di saat-saat waktu Sholat fardu.

Masjid Nabawi juga menyediakan 25 ribu bangku untuk jamaah lansia, 2.600 tempat sandal. Termasuk 100 tempat air zamzam khusus untuk tuna netra. Air zamzam ini didatangkan langsung dari Makkah ke Madinah yang jaraknya mencapai 450 kilometer.

"Air zamzam disuplai dari Makkah sebanyak 400 ton pakai mobil truk setiap hari. Zamzam kemudian dikemas lagi, didinginkan lalu dihidangkan dalam masjid ini. Jadi sebelum dihidangkan diproses demi keselamatan jamaah haji dan umroh. Sehari bisa habis 200 ton," ujarnya.

Bagi umat Islam, Masjid Nabawi memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki masjid lainnya. Salah satunya, Raudhah atau taman surga. Berada di antara makam dan mimbar Nabi Muhammad SAW, Raudhah menjadi area yang selalu didambakan dan didatangi oleh umat Islam untuk berdoa dan berziarah.

Meski selalu dipenuhi jamaah yang akan melaksanakan ibadah, namun masjid yang dibangun pada 664 Masehi ini tetap terlihat bersih dan tertata dengan baik. Karpet-karpet tebal dengan aroma wangi digelar di seluruh lantai masjid. Begitu juga dengan deretan kitab suci Alquran yang tersusun rapi di tiang-tiang masjid berpendingin udara. Termasuk, galon berisi air zamzam di setiap sudut masjid.  

Keindahan dan kenyamanan Masjid Nabawi ini membuat jamaah betah untuk berlama-lama beribadah. Bahkan, tidak sedikit dari jamaah yang menghabiskan waktunya sampai berjam-jam di dalam masjid yang memiliki luas 165 ribu meter persegi.

Apalagi dalam sebuah hadits dikatakan, beribadah di Masjid Nabawi pahalanya sangat besar. Hadits dari Jabir RA ini menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Satu kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali Masjidilharam. Dan satu kali sholat di Masjidil Haram, lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya." (HR. Ahmad).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement