Kamis 22 Jun 2023 14:40 WIB

Wamenag Sebut Pelaksanaan Haji Tahun ini Miliki Banyak Tantangan

Salah satunya, jumlah kuota jamaah haji yang kembali normal usai masa pandemi.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah petugas membersihkan posko kesehatan di Mina, Mekah, Arab Saudi, Rabu (21/6/2023). Petugas kesehatan menyiapkan posko pelayanan kesehatan bagi jamaah Indonesia serta lima titik posko di jalur atas dan bawah dari Mina menuju Jamarat untuk melempar jumrah saat puncak ibadah  haji 1444 H/ 2023 Masehi.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sejumlah petugas membersihkan posko kesehatan di Mina, Mekah, Arab Saudi, Rabu (21/6/2023). Petugas kesehatan menyiapkan posko pelayanan kesehatan bagi jamaah Indonesia serta lima titik posko di jalur atas dan bawah dari Mina menuju Jamarat untuk melempar jumrah saat puncak ibadah haji 1444 H/ 2023 Masehi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi mengakui pelaksanaan ibadah haji 2023/1444 H memiliki banyak tantangan. Salah satunya, jumlah kuota jamaah haji yang kembali normal usai masa pandemi.

Wamenag menjelaskan, Indonesia mendapatkan kuota tambahan 8.000 dari kuota awal 221 ribu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 persen atau 67 ribu jamaah adalah lansia. Kondisi inilah yang mendorong dibuatkan satu layanan khusus sehingga diharapkan dapat memberikan layanan yang maksimal.

Baca Juga

"Tentu yang pertama karena akumulasi dari tahun 2022 yang mereka tidak bisa berangkat. Yang ada pembatasan, hanya bisa berangkat usia di bawah 65 tahun, sehingga tahun ini ada penumpukan jumlah lansia," ungkap Wamenag, Kamis (22/6/2023).

Karenanya, Kiai Zainut melanjutkan, Menteri Agama memiliki kebijakan afirmasi untuk jamaah haji lansia, sehingga diharapkan bisa dikurangi bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi.

"Ke depan jamaah haji itu sudah rata-rata usianya tidak lansia. Karena memamg ibadah haji itu membutuhkan tidak hanya sekadar persyaratan syariah, tetapi persyaratan kesehatan dibutuhkan. Sebagian besar ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik besar sekali," ujarnya.

Tantangan kedua, ungkap Wamenag, saat ini kota Makkah masuk pada musim yang ekstrem, suhu udara sangat tinggi, di kisaran 42 derajat Celsius bahkan bisa lebih. Dengan iklim yang sangat ekstrem itu, Jamaah haji membutuhkan perhatian agar bisa menjaga kesehatannya, baik dari aspek minuman supaya menjaga dehidrasi, konsumsi makanan yang teratur, istirahat yang teratur, dan menghindari hal-hal yang tidak penting.

"Cukup memperbanyak ibadah di hotel masing-masing memperbanyak berzikir, memperbanyak membaca Alquran, sholawat, dan memperbanyak amalan sunah lainnya," kata dia.

Dengan demikian, kata dia, jamaah haji memiliki kesiapan menghadapi tahapan puncak ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah. Lalu berlanjut hingga tahapan-tahapan berikutnya yang membutuhkan energi yang cukup besar. "Inilah pentingnya jamaah perlu menghemat tenaga," kata diam

Terakhir, kepada pembimbing jamaah haji wamenag berpesan harus bisa saling membantu dan bekerja sama dengan baik dengan PPIH agar pelaksanaan haji berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa mendapatkan haji mabrur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement