Selasa 27 Jun 2023 08:19 WIB

Wukuf di Arafah, Perhentian di 'Padang Mahsyar' Dunia

Arafah menjadi lambang atau simbol dari padang Mahsyar.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi tenda Arafah.
Foto: AP
Ilustrasi tenda Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji dari seluruh dunia akan melaksanakan wukuf di padang Arafah pada 9 Dzulhijah 1444 Hijriyah atau 27 Juni 2023. Jamaah haji perlu mengetahui hakikat dari wukuf di padang Arafah yang merupakan simbol dari padang Mahsyar.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah, KH Zulkarnain Nasution, menyampaikan, wukuf artinya berhenti, diam tanpa bergerak. Wukuf mengisyaratkan bahwa segala yang ada di dunia yang semula bergerak, suatu saat gerakan itu akan berhenti.

Baca Juga

"Jantung manusia suatu saat akan berhenti berdetak, matanya akan berhenti berkedip, kaki dan tangannya akan berhenti melangkah, terjadilah kematian dan manusia pada saatnya nanti akan dikumpulkan di padang Mahsyar," kata Kiai Zulkarnain saat diwawancarai Republika, Senin (26/6/2023).

Kiai Zulkarnain mengingatkan bahwa padang Arafah menjadi lambang atau simbol dari padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia diam, cemas dan penuh harap saat menunggu keputusan Allah SWT, surga atau neraka.

Di padang Arafah inilah semua manusia berkumpul dalam status yang sama sebagai hamba Allah SWT. Di padang Arafah tidak ada lagi kesombongan, tidak ada lagi status sosial. Semua berpakaian putih-putih, menunjukkan kesucian jiwa dan kejernihan pikiran untuk menggapai ridha Ilahi.

"Arafah adalah lambang dari maqam ma’rifah billah. Di Arafah seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul dengan bahasa, suku, bangsa, adat istiadat, dan warna kulit yang berbeda-beda, tapi mereka punya satu tujuan yang dilandasi persamaan, tanpa perbedaan. Di situlah tampak nyata persamaan yang hakiki," jelas Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Makkah ini.

Kiai Zulkarnain menambahkan, wukuf bermakna pengenalan. Saat inilah seorang Muslim diharapkan bisa lebih mengenali dirinya dan Allah SWT sebagai Tuhannya. Di Arafah inilah umat Islam diminta untuk berdiam, merenung, berintrospeksi dan bertaubat kepada-Nya. Haji baru dapat dicapai hakikatnya jika seseorang dapat mengetahui hakikat dirinya di hadapan Tuhannya.

"Wukuf di Arafah mengantarkan seseorang mencapai makrifat, pengetahuan tentang status dirinya sebagai hamba Allah SWT," ujar Kiai Zulkarnain.

Kiai Zulkarnain mengatakan, ritual wukuf juga mengisyaratkan pentingnya berhenti sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan duniawi. Manusia butuh waktu-waktu khusus untuk berhenti dari kerutinan dan aktivitas, berhenti sejenak agar dapat berpikir, menimbang, dan merencanakan agenda kehidupan jangka panjang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement