REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Jumat mengumumkan keberhasilan rencananya dalam menyelenggarakan ibadah haji 2023. Tidak ada penyakit atau risiko kesehatan yang dilaporkan pada jamaah haji.
Dilansir dari Aawsat pada Senin (3/7/2023), Menteri Dalam Negeri Pangeran Abdulaziz bin Saud bertemu dengan pejabat senior kementerian, militer dan keamanan di kota suci Makkah. Dia menekankan kohesi antara sektor militer dan keamanan telah sangat membantu dalam memastikan keberhasilan rencana organisasi dan keamanan untuk haji.
Dia menggarisbawahi pentingnya teknologi canggih dalam membantu aparat keamanan dalam menjalankan tugasnya, menyoroti penggunaan AI dalam memperkaya pengalaman.
Menteri Kesehatan Fahad bin Abdurrahman Al-Jalajel menyatakan keberhasilan rencana kesehatan untuk haji. Dalam sebuah pernyataan, dia menggarisbawahi dukungan besar yang diberikan untuk sektor kesehatan dan haji oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Mohammed bin Salman, Putra Mahkota dan Perdana Menteri.
Dia memuji peran Komite Haji Tertinggi, yang diketuai oleh Pangeran Abdulaziz, dalam mengatasi semua tantangan kesehatan. Dia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Dalam Negeri atas peran efektifnya dalam menerapkan rencana kesehatan.
Selain itu, dia memuji tindak lanjut Pangeran Khalid bin Faisal bin Abdulaziz, penasehat Penjaga Dua Masjid Suci dan Gubernur wilayah Makkah. Al-Jalajel mengatakan lebih dari 36 ribu pegawai sektor kesehatan, didukung oleh 7.600 sukarelawan, dikerahkan di tempat suci selama haji.
Lebih dari 400 ribu jamaah menerima layanan kesehatan selama ziarah. Lebih dari 50 operasi jantung terbuka dilakukan, lebih dari 1.600 sesi cuci darah diadakan dan lebih dari 4.000 jamaah menerima layanan virtual dari rumah sakit virtual.
Selain itu, lebih dari 8.000 kasus serangan panas dirawat. Dia mencatat kampanye kesadaran yang diadakan selama haji membantu membatasi jumlah kasus serangan panas.