Rabu 05 Jul 2023 11:57 WIB

Verifikasi Dokumen Jamaah Haji Bakal Gunakan Teknologi AI

Penggunaan AI akan memudahkan verifikasi data jamaah haji.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Erdy Nasrul
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menata dokumen paspor dan visa jamaah haji di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (27/7).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menata dokumen paspor dan visa jamaah haji di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Teknologi Artificial Intelligence (AI) bakal dimanfaatkan untuk verifikasi dokumen jamaah haji. Pemanfaatan teknologi AI diharapkan menjadi solusi dari kendala saat verifikasi dokumen jamaah haji.

"Saya habis musim haji ini akan ngegas perbaikan di verifikasi dokumen. Kemarin itu kita di diproses embarkasi ada kendala di dokumen," ujar Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Faisal Ali Hasyim, Rabu (5/7/2023). 

Baca Juga

Faisal menjabarkan, pada pelaksanaan haji tahun ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah verifikasi dokumen jamaah. Faisal mencontohkan, request visa jamaah haji yang agak lama karena terkendala di Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). 

"Di Siskohat ada yang satu nama tapi di endorsement-nya tiga nama itu enggak ada atau upload fotonya juga kurang. Saya sudah minta ke Tim Irjen untuk tahun depan, kita dengan teman-teman Siskohat mendorong artificial intelligence di situ," katanya. 

Dengan penggunaan AI, kata Faisal, apabila ada yang meng-input cuma satu suku kata kalau belum melampirkan lembar persetujuan halaman tiga akan ditolak.

"Misalnya nama Faisal, kalau cuma satu kan enggak bisa diproses. Nah, direquest visa itu ada endorsement tiga nama, setelah dilampirkan baru bisa," ujarnya. 

Sehingga tidak seperti sekarang ini, kata Faisal, semua lempar-lempar dari kabupaten ke provinsi dan dari provinsi ke pusat. Kemudian dari pusat karena dinilai kurang lalu lempar lagi ke kabupaten dan kota. 

"Ke depan di Kabupaten itu bisa dihadang terus. Saya sudah mempelajari sistem Siskohat, itu bisa dibuat. Cuma ini kadangkala perlu akselerasi dari saya untuk jalan," ucapnya. 

Selain itu, perubahan konfigurasi jumlah kursi pesawat dari 480 menjadi 400 juga karena terlambat proses validasi data jamaah. 

"Ini juga catatan yang akan saya perbaiki yaitu, penyiapan data dokumen jamaah. Proses request visa kemarin injury time baru keluar. Nah kalau itu semua lengkap di awal, luar biasa itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement