REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia telah melaksanakan prosesi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Berdasarkan data yang masuk ke bidang Perlindungan Jamaah (Linjam) per 5 Juli 2023, ada delapan jamaah haji hilang pasca Armuzna.
Pelaksana Linjam Daker Makkah, Khasan Syukur, menyampaikan, upaya yang dilakukan untuk mencari jamaah haji yang dilaporkan hilang, Linjam melakukan penyisiran ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. Penyisiran dilakukan untuk mencari jamaah haji yang mungkin masih tertinggal di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
"Penyisiran dilakukan siang dan malam untuk mencari jamaah haji, barangkali ada jamaah haji yang tertinggal karena ketiduran atau ketinggalan," kata Khasan di Kantor Daker Makkah, Rabu (5/7/2023).
Khasan mengatakan, setelah melakukan menyisiran di Arafah, Muzdalifah dan Mina, selanjutnya melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) yang ada di sekitar Makkah.
Linjam mengunjungi dan mencari jamaah haji di RS Al-Noor, RS King Faisal, RS Mina Al-Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Mina At-Tawari dan RS lainnya. Jika masih tidak ditemukan di RS Arab Saudi, Linjam melakukan pencarian ke kamar mayat.
"Kamar mayat juga dikunjungi dan dicek, untuk mencari jamaah haji yang hilang pasca puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina," ujar Khasan.
Khasan menambahkan, jika jamaah haji yang dilaporkan hilang masih tidak ditemukan di RS Arab Saudi dan kamar mayat. Maka pencarian dilakukan ke sudut-sudut kota Makkah.
Khasan menyampaikan, per 5 Juli 2023 dari total delapan jamaah haji yang dilaporkan hilang ke Linjam, lima jamaah haji di antaranya sudah ditemukan. Sementara tiga di antaranya masih dalam proses pencarian.
"Jamaah haji yang ditemukan ada dalam kondisi sakit di rumah sakit, ada yang telah wafat, mereka yang hilang kemungkinan tersesat di Mina," jelas Khasan.