Senin 10 Jul 2023 18:03 WIB

Mayoritas Jamaah Haji Wafat adalah Lansia karena Jumlahnya Lebih Banyak

Penyebab jamaah haji wafat adalah penyakit jantung dan gangguan pernapasan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji lansia senam di lantai dasar Hotel Rizq Palace, daerah Misfalah, Makkah, Arab Saudi pada Rabu (14/6/2023) pagi.
Foto: Dok MCH 2023
Jamaah haji lansia senam di lantai dasar Hotel Rizq Palace, daerah Misfalah, Makkah, Arab Saudi pada Rabu (14/6/2023) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga Ahad (9/7/2023) pukul 24.00 WIB, jumlah jamaah haji asal Indonesia yang wafat berjumlah 529 orang.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengatakan banyaknya jamaah haji yang wafat karena tahun ini jamaah haji lansia lebih banyak dibanding tahun 2022. Pada 2023 jamaah haji lansia mencapai 66 ribu orang lebih atau sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia.

Baca Juga

"Banyaknya jamaah haji yang wafat karena memang jumlah lansia tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (10/7/2023).

Liliek pun menjelaskan agar kesehatan jamaah tidak menurun dia menganjurkan untuk menjaga kesehatan dengan tidak banyak beraktivitas di luar hotel. Ini sebagaimana dianjurkan oleh Pemerintah Saudi karena cuacanya sedang panas. Suhu di hari ini saja berkisar antara 30-42 derajat celsius.

Sebelumnya, Wakil Kepala Daerah Kerja Madinah bidang pelayanan kesehatan Dokter Zairnusfir menyatakan dua penyakit terbanyak menjadi penyebab jamaah haji indonesia wafat di tanah Suci adalah penyakit sistem sirkulasi pembuluh darah ke jantung dan sistem pernapasan.

Menurut Zairnusfir, timbulnya kedua penyakit ini disebabkan karena jamaah ketika berada di tanah air tidak sering kali melakukan pengecekan secara rutin. Selain itu, jamaah tidak mencantumkan kedua penyakit ini pada buku hijau atau buku kesehatan, sehingga terkadang terlambat mendapat pertolongan oleh tim medis. Menurutnya, apabila jamaah mencantumkan penyakit itu dibuku hijau, akan dapat diantisipasi oleh tim medis kloter secara dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement