Rabu 20 Sep 2023 18:46 WIB

Fikih Taysir Mudahkan Pelaksanaan Haji

Dibutuhkan kajian fikih yang komprehensif untuk memudahkan haji.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi jamaah haji sukses laksanakan rukun Islam kelima dan kembali ke Tanah Air.
Foto: ANTARA/Nancy L Tigauw
Ilustrasi jamaah haji sukses laksanakan rukun Islam kelima dan kembali ke Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam aspek manasik dan penyelenggaraan haji, sikap moderasi dinilai sangat diperlukan. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief saat membuka Kegiatan Orientasi Penguatan Moderasi Beragama Bagi ASN Ditjen PHU Angkatan III.

Dalam paparannya, ia menyebut keberagaman latar belakang dari masing-masing jamaah haji bisa menjadi salah satu faktor munculnya perbedaan sudut pandang, utamanya dalam memahami masalah-masalah fikih dalam berhaji.

Baca Juga

“Secara khusus dalam penyelenggaraan haji juga kita masih punya banyak PR. Karena itu saya setuju sekali dengan moderasi dalam manasik haji, karena untuk haji pun ada orang yang membawa jamaah kepada titik-titik ekstrim yang mungkin agak berat buat mereka," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika pada Rabu (20/9/2023).

Hilman lantas menyebut, untuk mencapai kesempurnaan ibadah mungkin juga tidak mudah, hanya karena itu yang sesuai dalam fikih yang diyakininya. Karena itu, ke depan memang moderasi itu diperlukan sekali.

Menurutnya, perlu keseriusan dalam membahas moderasi dalam berhaji, khususnya dalam manasiknya. Indonesia dengan jumlah jamaah 221 ribu, yang punya kepentingan untuk memberikan kemudahan pada jamaahnya, perlu berbicara tentang Fikih Taysir, yakni kemudahan-kemudahan berhaji secara lebih serius.

Pada kesempatan yang sama, Hilman juga mengingatkan agar setiap ASN dapat membentengi diri dengan paham-paham yang moderat, terlebih lagi menjelang tahun pemilu.

“Ini yang menjadi PR bagi Kementerian Agama, apalagi saat ini menjelang tahun pemilu, sekarang jadi sangat mungkin muncul isu-isu SARA menjelang Pilpres," lanjut dia.

Oleh karena itu, ia mengajak jajarannya agar membentengi diri dengan satu konsep yang kuat sebagai pegawai di PHU dan aparat negara (ASN). Setiap pihak disebut memiliki tanggung jawab untuk menjaga amanah dari peran kita sebagai ASN.

"Cara kita memandang masalah-masalah yang ada di sekitar kita, itu juga harus mencerminkan sikap seorang ASN,” kata Hilman.

Kegiatan Orientasi Penguatan Moderasi Beragama Bagi ASN Ditjen PHU Angkatan III ini diikuti oleh 50 ASN di lingkungan Ditjen PHU dan UPT Asrama Haji. Peserta akan dibekali materi-materi terkait Moderasi Beragama oleh para fasilitator dari Tim Pokja (Kelompok Kerja) Moderasi Beragama Kementerian Agama RI. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement