Kamis 26 Oct 2023 12:40 WIB

Ini Upaya Kemenag Antisipasi Jamaah Haji Hilang

Kemenag akan kerahkan tim mencari jamaah haji hilang.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Kepala PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Bandara, Arsyad Hidayat.
Foto: Republika/M Hafil
Kepala PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Bandara, Arsyad Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Arsyad Hidayat menyampaikan upaya untuk mengantisipasi jamaah haji hilang pada saat operasional penyelenggaraan ibadah haji.

Arsyad mengatakan, biasanya jamaah haji saat pertama kali datang ke Makkah dan Madinah terlalu bersemangat. Jamaah haji yang datang ke Makkah langsung ke Masjidil Haram, sementara jamaah haji yang datang ke Madinah langsung ke Masjid Nabawi karena semangatnya untuk beribadah.

Baca Juga

"Pola ini yang kita coba perbaiki, sebelum mereka melakukan ibadah, sholat atau tawaf dan lain-lain (di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi) kita minta ke mereka untuk melakukan orientasi lokasi tempat mereka tinggal masing-masing," kata Arsyad saat dihubungi Republika, Selasa (24/10/2023).

Arsyad menyampaikan, dengan melihat ciri-ciri yang mudah dikenali di sekitar tempat tinggal mereka, dan hotel-hotel yang jamaah haji tempati ada kartu petunjuk. Maka memudahkan jamaah haji tersebut untuk kembali ke tempatnya ketika mereka hilang atau tersesat.

Ia menjelaskan, jamaah haji tinggal menunjukan kartu petunjuk hotel ke petugas haji Indonesia, bisa juga ke pihak-pihak terkait misalnya polisi Arab Saudi atau misi haji negara lain. Upaya ini yang akan diintensifkan.

Arsyad mengatakan, jamaah haji lansia yang agak pikun, tahun ini dengan persyaratan istithaah kesehatan yang lebih ketat, potensi adanya jamaah lansia dan pikun mungkin akan jauh berkurang. 

"Kalapun ada (jamaah lansia dan agak pikun) kita akan minta ke perangkat kloter, kepala rombongan, kepala regu untuk menginventarisir jamaah yang dimungkinkan bisa tersesat atau hilang, yang mungkin bisa terpisah, mereka harus selalu ada pendamping ketika mereka keluar dari hotel atau tempat tinggal," ujar Arsyad.

Arsyad mengatakan, Kemenag dan petugas haji selalu mensosialisasikan ke jamaah haji untuk tetap mempergunakan identitas mereka masing-masing. Misalnya kartu identitas diri, gelang identitas dan lain sebagainya yang menempel di tas.

"Saya kira itu beberapa upaya untuk mengantisipasi jamaah hilang ketika berada di Tanah Suci," ujar Arsyad.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan jajarannya bersama Kerajaan Arab Saudi belum menghentikan pencarian seorang jamaah haji asal Indonesia yang hilang pada musim haji 2023.

"Satu jamaah haji yang belum ketemu sampai sekarang karena hilang. Tapi saya sudah minta ke Pak Dirjen (Penyelenggaraan Haji dan Umroh) agar terus berkoordinasi dengan pihak Kerajaan Saudi Arabia, agar terus dicari," kata Menag Yaqut di Yogyakarta, Senin (23/10/2023)

Menurut Menag Yaqut, pencarian terus dilanjutkan tanpa batas waktu hingga memperoleh petunjuk atau tanda-tanda terkait kondisi jamaah yang hilang.  

Untuk diketahui, jamaah haji atas nama Idun Rohim Zen (87 tahun) dari Embarkasi Palembang Kloter 20 (PLM 20) sampai saat ini statusnya masih hilang. Proses pencarian terhadap Idun masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement