REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Cuaca Arab Saudi sehari-hari berkisar antara 38-40 derajat celcius, bahkan bisa mencapai 52 derajat celcius ketika puncak haji di Arafah. Karena itu, cuaca yang sangat panas dan kering tersebut jamaah haji Indonesia jarang berkeringat.
Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) Daker Madinah, Karmijono menjelaskan alasan mengapa di Saudi jarang berkeringat karena dengan cuaca panas dan terik keringat yang dihasilkan langsung menguap.
Karena itu Karmijono berharap jamaah lansia dan yang memiliki penyakit bawaan tidak memaksakan diri beribadah sunnah agar tidak lelah. Hal ini semata demi menjaga kesehatan jemaah menuju rangkaian puncak haji.
"Tidak ada petugas yang melarang jemaah untuk beribadah tetapi agar jemaah itu juga menyadari kemampuannya sendiri," kata Karmijono di Kantor KKIH, Madinah, Ahad (12/5/2024).
Jamaah haji juga diimbau menyimpan tenaganya di Madinah untuk menghadapi puncak haji di Mekkah. "Kalau memang sudah lelah, jangan dipaksa, tetap istirahat," ucap dia.
Dr Evi dari Tim Kesehatan Haji juga mengimbau seruan serupa. Untuk mengantisipasi cuaca panas selama di Madinah, jamaah harus sering minum dan makan.
"Jamaah jangan lupa minum dan makan," pesan Dr. Evi.
Dia berharap para jamaah diberikan kesehatan selama di beribadah di Tanah Suci. "Semoga semuanya diberi kesehatan dan bisa menunaikan ibadah dengan baik," harapnya.