Jumat 09 Jun 2023 04:04 WIB

Mengawal Haji Risti dan Lansia

Pemerintah berupaya melayani jamaah haji lansia dan risti.

Jamaah calon haji lansia asal Indonesia di Madinah, 28 Mei 2023
Foto: Republika TV/Agung Sasongko
Jamaah calon haji lansia asal Indonesia di Madinah, 28 Mei 2023

Oleh : Hasanul Rizqa, Redaktur Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Alhamdulillah, musim haji 1444 Hijriyah/2023 Masehi telah dimulai. Indonesia kembali menjadi negara pengirim jamaah terbanyak. Untuk tahun ini, RI memberangkatkan, secara berangsur-angsur, sebanyak lebih dari 203 ribu orang jamaah haji. Mereka berasal dari 14 embarkasi di seluruh Tanah Air.

Berbeda dengan kondisi beberapa tahun belakangan, kali ini penyelenggaraan ibadah haji kembali normal. Pemerintah Arab Saudi telah mencabut pelbagai pembatasan, yang sempat berlaku ketika pandemi Covid-19 sedang mewabah di dunia. Pada musim haji 1444 H/2023 M, Kerajaan tidak memberlakukan batasan jumlah peziarah di Tanah Suci. Demikian pula dalam hal usia mereka—tidak lagi dibatasi.

Pada 2020 dan 2021, Arab Saudi menutup perbatasannya sehingga yang bisa berhaji hanya penduduk setempat dan ekspatriat yang mukim. Kemudian pada 2022, Kerajaan mulai membuat pelonggaran dengan mengizinkan sebanyak satu juta jamaah haji, termasuk dari negara-negara luar. Di tahun itu, pengetatan berlaku pada aspek batas usia (18-65 tahun), syarat vaksinasi Covid-19, serta tidak mengidap penyakit kronis.

Di satu sisi, pencabutan sejumlah aturan sebagai imbas antisipasi puncak pandemi Covid-19 patut disyukuri. Sebab, musim haji tahun 1444 H/2023 M ini insya Allah menjadi penuntas rindu ratusan ribu orang Indonesia yang telah sabar menunggu gilirannya berangkat ke Tanah Suci. Namun, di sisi lain kembali normalnya penyelenggaraan haji menjadi sebuah tantangan yang tidak kecil, khususnya bagi pemerintah.

Kementerian Agama (Kemenag) RI telah mencanangkan “Haji Ramah Lansia” untuk tahun 2023. Menurut Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat, pihaknya terus mengimbau kelompok-kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU) untuk berkomitmen melaksanakan program tersebut. KBIHU telah berkomitmen membuat program manasik haji dan umroh yang mendukung terhadap kenyamanan dan kesahihan pelaksanaan ibadah jamaah haji lansia," kata Arsad kepada Republika.co.id, Selasa (23/5/2023).

“Haji Ramah Lansia” menjadi sebuah misi yang penting untuk dilakukan dan diawasi pelaksanaannya. Sebab, jumlah jamaah haji RI yang tergolong lanjut usia dan atau berisiko kesehatan tinggi cukup signifikan. Bahkan, proporsinya melebihi 50 persen dari total mereka yang naik haji tahun ini.

"Jamaah haji Indonesia tahun 2023 sebanyak 203.320 orang dengan jumlah mereka yang berisiko tinggi sampai hari ini sebesar 73 persen," kata Kepala Bidang PPIH Arab Saudi M Imran dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/6/2023).

Melihat pada penyelenggaraan haji beberapa tahun sebelumnya, jumlah tersebut mengalami kenaikan yang cukup besar. Sistem Informasi Kesehatan Jamaah Haji Indonesia (Siskohatkes) mencatat, kelompok risiko tinggi (risti) mencapai 65 persen (2016), 63 persen (2017), 66 persen (2018), 65 persen (2019), dan 68 persen (2022). Maka dari itu, Kemenag maupun Kementerian Kesehatan RI diharapkan selalu menyediakan pelayanan terbaik untuk jamaah haji, khususnya dari kalangan lansia dan risti.

Hingga Ahad (4/6/2023) sore, sudah ada sebanyak 71.539 jamaah haji RI tiba di Arab Saudi. Lokasi mereka terbagi di Madinah dan Makkah, yakni masing-masing sekitar 54.651 jamaah (146 kloter) dan 16.888 jamaah (44 kloter). Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo dalam jumpa pers kemarin, dari jumlah tersebut, pelayanan kesehatan kloter di Madinah berjumlah 24.467 rawat jalan dengan 172 di antaranya merupakan rujukan. Adapun di Makkah angka rawat jalan sekitar 1.223 orang dan 13 rujukan, di bandara 502 rawat jalan dan 11 rujukan, sehingga total 26.192 rawat jalan dan 165 rujukan.

Untuk tahun ini, kesiapan Puskeshaji sudah teruji bahkan sejak hari-hari pertama kedatangan jamaah. Di Makkah dan Madinah, per Ahad (4/6/2023) sore sudah ada 184 orang jamaah yang mendapat pelayanan rawat jalan. Adapun rawat inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) berjumlah 227 orang, rawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) berkisar 71 orang dan masih rawat di RSAS sekitar 43 orang.

Inovasi-inovasi pelayanan kesehatan haji patut diapresiasi. Untuk musim haji tahun ini, ada pemeriksaan MCU yang dilakukan dokter spesialis di KKHI bagi jamaah haji golongan risti. Dengan begitu, mereka dapat dicek kesehatannya sebelum melanjutkan rangkaian ibadah berikutnya. Di setiap kloter pun terdapat kunjungan (visitasi) dan pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter pada jamaah lansia dan risti.

Untuk setiap sektor, Puskeshaji juga telah menempatkan dokter spesialis dan memasok kebutuhan vitamin C dan D3 kepada seluruh jamaah. Last but not the least, tim promosi kesehatan terus disiagakan di tiap-tiap sektor khusus, demi menangani kasus-kasus medis darurat. Itu pun dibarengi dengan sistem monitoring persediaan obat pada tiap kloter, dan letaknya yang dipastikan berdekatan dengan tempat jamaah menginap.

Harapannya, segenap upaya pemerintah untuk secara maksimal melayani jamaah haji dapat terwujud dengan sebaik-baiknya di lapangan. Dengan begitu, setiap jamaah RI dapat menunaikan rukun Islam kelima ini dengan sempurna, dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat walafiat.

Tantangan lebih besar tentunya dalam melayani jamah haji golongan lansia. Hingga Ahad (4/6/2023), tercatat sebanyak 15 jamaah haji RI wafat di Tanah Suci. Sebanyak 10 orang dari mereka yang menghembuskan nafas terakhir itu berasal dari kelompok berusia 60 tahun ke atas.

Semoga program “Haji Ramah Lansia” dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya sehingga tiada lagi jamaah lansia yang sakit, apatah lagi wafat. Kembali berkumpul bersama keluarga di rumah sesudah tuntas berhaji adalah keinginan jamaah juga kita bersama.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement