Ahad 11 Jun 2023 16:13 WIB

Distribusi Konsumsi Jamaah Haji di Makkah akan Terhenti 3 Hari

Distribusi konsumsi jamaah haji terpaksa dihentikan karena kondisi tak memungkinkan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Sebanyak 5.7 juta boks makanan disiapkan layanan konsumsi Daker Madinah selama jamaah haji Indonesia berada di Madinah pada 2023. Dengan rincian, gelombang pertama 2,64 juta boks makanan dan gelombang kedua 3,07 juta boks makanan.
Foto: dok MCH 2023
Sebanyak 5.7 juta boks makanan disiapkan layanan konsumsi Daker Madinah selama jamaah haji Indonesia berada di Madinah pada 2023. Dengan rincian, gelombang pertama 2,64 juta boks makanan dan gelombang kedua 3,07 juta boks makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia selama di Makkah akan mendapatkan makan tiga kali sehari, di antaranya sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Namun, akan datang hari di mana jamaah haji Indonesia selama tiga hari tidak mendapatkan makanan selama di Makkah.

Sehubungan dengan itu, jamaah haji Indonesia bisa menggunakan uang living cost untuk membeli makanan di sekitar pemondokan atau hotel. Dengan catatan, jamaah haji Indonesia diminta memilih makanan yang sehat.

Baca Juga

Kasi Konsumsi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Beny Darmawan, mengatakan, jamaah haji selama di Makkah akan tidak mendapatkan layanan konsumsi selama tiga hari saja. Yaitu pada tanggal 7 Dzulhijjah sebelum jamaah haji bergerak ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Serta pada tanggal 14 dan 15 Dzulhijah, setelah Armuzna.

Beny menjelaskan, jamaah haji selama tiga hari itu tidak mendapatkan makan dikarenakan kesulitan melakukan distribusi makanan.

"Karena pada saat itu seluruh jamaah haji di seluruh dunia sudah berkumpul di kota Makkah, jadi untuk makanan yang dikirim dari perusahaan katering dan dapur itu kesulitan untuk sampai ke pemondokan atau hotelnya jamaah haji," kata Beny saat ditemui Republika di Kantor Daker Makkah, Ahad (11/6/2023).

Beny mengatakan, jamaah haji selama tiga hari tidak mendapatkan katering bisa membeli makanan di sekitar pemondokan atau hotel. Kemungkinan sudah mulai banyak pedagang makanan di sekitar hotel sebelum dan setelah Armuzna.

Namun, Beny mengingatkan jamaah haji Indonesia agar memilih makanan yang sehat. Untuk itu jamaah haji jangan sembarangan membeli makanan di jalan-jalan.

"Jamaah haji bisa menggunakan uang living cost saat itu, salah satunya untuk keadaan seperti itu," ujar Beny.

Beni mengingatkan lagi agar jamaah haji tidak kaget pada tanggal 7, 14 dan 15 Dzulhijjah tidak mendapatkan katering. Karena pasokan katering terhenti akibat jalan-jalan diblokir dan dipenuhi jamaah haji di seluruh dunia.

"Jamaah haji banyak yang jalan kaki, jutaan orang kumpul semua di Makkah (untuk melaksanakan puncak ibadah haji)," jelas Beny.

Beny menambahkan, pada tanggal 8 sampai 13 Dzulhijah, jamaah haji akan mendapatkan makanan di Arafah dan Mina. Jumlah makannya sama, tiga kali sehari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement