Ahad 18 Jun 2023 13:33 WIB

Pertama Kali Dalam 7 Tahun, Jemaah Haji Yaman Berangkat Langsung dari Sanaa

270 jamaah Muslim Yaman berangkat haji dan menjadi penerbangan pertama dalam 7 tahun

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Sebuah penerbangan komersial yang membawa lebih dari 270 jamaah Muslim Yaman meninggalkan ibu kota Sanaa yang dikuasai pemberontak menuju Arab Saudi
Foto: Reuters
Sebuah penerbangan komersial yang membawa lebih dari 270 jamaah Muslim Yaman meninggalkan ibu kota Sanaa yang dikuasai pemberontak menuju Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sebuah penerbangan komersial yang membawa lebih dari 270 jamaah Muslim Yaman meninggalkan ibu kota Sanaa yang dikuasai pemberontak menuju Arab Saudi pada Sabtu (17/6/2023).  Penerbangan ini kali pertama dalam kurun waktu tujuh tahun.

Penerbangan oleh maskapai nasional Yaman, Yaman Airways, lepas landas dari bandara internasional Sanaa pada pukul 20.00 waktu setempat. Penerbangan itu, menurut kepala bandara Yaman Khalid al-Shayyef,  menuju ke kota pesisir Saudi Jeddah.

Shayyef mengatakan, penerbangan itu adalah yang pertama dari lima penerbangan yang akan memindahkan jemaah haji tahun ini dari Sanaa ke Arab Saudi untuk berhaji. Bersamaan dengan penerbangan pertama ini, dua lagi telah dijadwalkan pada Senin (19/6/2023) dan Rabu (21/6/2023). Sementara pejabat Houthi dan Saudi sedang mengerjakan penjadwalan dua penerbangan tambahan.

Ibukota Yaman telah berada di bawah kendali Houthi yang didukung Iran sejak turun dari wilayah utara pada 2014. Serangan itu pun menyingkirkan pemerintah yang diakui secara internasional.

Pengambilalihan Houthi mendorong koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan mencoba memulihkan pemerintahan pada 2015. Koalisi menutup bandara Sanaa pada Agustus 2016, bagian dari blokade udara dan laut di daerah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Penerbangan antara Sanaa dan Saudi adalah tanda lain untuk meredakan ketegangan antara Houthi dan  negara kerjaan itu. Saudi saat ini  berusaha mengakhiri keterlibatannya dalam konflik di Yaman.

Pejabat Saudi dan Houthi telah berulang kali bertemu untuk pembicaraan yang bertujuan untuk penyelesaian konflik dengan cara negosiasi. Pembicaraan semacam itu mendapatkan momentum awal tahun ini ketika Saudi dan Iran yang merupakan pendukung utama Houthi mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik.

Konflik Yaman dalam beberapa tahun terakhir berubah menjadi perang proksi antara Saudi dan Iran. Perang ini telah menghancurkan negara Arab termiskin dan menciptakan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari 150 ribu orang telah meninggal dunia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement