Selasa 20 Jun 2023 20:27 WIB

10 Ribu Calon Jamaah Haji Nigeria Masih Telantar di Bandara Negaranya

Jamaah telantar tiga hari jelang penutupan wilayah udara Arab Saudi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
ilustrasi Jamaah Haji Nigeria
Foto: EPA-EFE/AMEL PAIN
ilustrasi Jamaah Haji Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekitar tiga hari menjelang penutupan wilayah udara Arab Saudi, ribuan calon jamaah haji asal Nigeria masih terdampar di bandara Lagos, Nigeria. Beberapa calon jamaah bahkan telah melewatkan malam di bandara Lagos karena halangan penerbangan.

Penundaan penerbangan oleh Arik Air berdampak pada sejumlah jamaah. Maskapai mengumumkan pada Senin (19/6/2023) waktu setempat bahwa mereka akan menerbangkan para peziarah.

Baca Juga

"Ini bukan pertama kalinya saya berangkat haji, tapi tahun ini berbeda, saya sudah di sini sejak Selasa dan masih belum tahu kapan saya akan diterbangkan, ini sangat tidak adil. Saya tidak akan percaya jika saya diberitahu bahwa saya masih berada di Nigeria saat ini," kata seorang peziarah bernama Alhaja Bilikisu, seperti dikutip dari laman Punch, Selasa (20/6/2023).

Peziarah lain yang dirugikan, Musa Dakoko, mempertanyakan mengapa menjadikan seseorang tidur di ruang terbuka, padahal komunikasi sederhana untuk mengubah rencana bisa berhasil. Dia merasa sedih dan frustrasi.

"Saya selalu bermimpi pergi haji tapi orang-orang ini ingin membunuh mimpi itu untuk saya tahun ini. Saya merasa sangat sedih dan frustrasi," kata dia.

Arik Air, yang hanya menerbangkan 300 dari sekitar 7.000 penumpang yang dialokasikan oleh Komisi Haji Nasional Nigeria, berjanji melanjutkan penerbangan dalam waktu 24 jam.

Dari sekitar 73 ribu jamaah yang terdaftar di berbagai dewan kesejahteraan jamaah negara bagian, sekitar 62 ribu telah diterbangkan menurut laporan terakhir Punch. Sekitar 10 ribu orang masih tersisa di Nigeria.

Presiden Nasional Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah Nigeria Alhaji Nasidi Yahaya mengatakan bahwa semua pihak siap untuk mengangkut semua jamaah sebelum penutupan wilayah udara Saudi.

"Kami masih mendorong. Ada kesepakatan dengan Max Air untuk melakukan penerbangan bagi mereka. Mudah-mudahan besok, kami akan memulai penerbangan dengan pesawat yang lebih besar. Kami mengunjungi Max Air malam ini dan mereka mengatakan telah mengajukan slot untuk segera dimulai," ujarnya.

Dia juga menekankan semua pihak untuk tidak khawatir. "Otoritas Umum Penerbangan Sipil di Saudi, Otoritas Penerbangan Sipil Nigeria, Komisi Haji dan kami sendiri, kami berada di atas masalah ini, tidak ada alasan untuk khawatir," ucapnya.

Mahkamah Agung Arab Saudi pada Ahad (18/6/2023) mengumumkan bahwa Senin 19 Juni adalah hari pertama Dzulhijjah, setelah melihat bulan sabit baru di Kerajaan. "Hari Arafah jatuh pada Selasa, 27 Juni, sedangkan Rabu, 28 Juni, akan menjadi hari pertama Idul Adha," kata pengadilan tinggi Arab Saudi dalam pernyataan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement