Rabu 28 Jun 2023 21:20 WIB

Petualangan Haji Muslim Afrika di Abad Pertengahan, Berjalan Kaki Selama Delapan Bulan

Muslim Afrika Utara melakukan perjalanan delapan bulan untuk haji.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto:

Untuk menghadapi kondisi alam yang keras yang menambah beratnya perjalanan ziarah ini, para jamaah Maroko biasa menempuh dua jalur dalam perjalanannya. Opsi pertama, mereka akan menggunakan jalur pantai, yaitu ketika suhu di pantai Mediterania agak rendah. Jika lewat jalur ini, maka rombongan haji Maroko akan bertemu rombongan haji Aljazair di kota Aljazair.

Ketika tanggal haji ada di musim dingin, mereka memakai jalur ke selatan dengan melintasi padang pasir. Ini karena jamaah Maroko menghindari dingin dan hujan pada saat itu. Dan kota Ouargla di Aljazair akan menjadi tempat pertemuan rombongan Maroko dan Aljazair.

Pertemuan dengan jamaah haji Tunisia akan dilakukan di kota Gabes sebelum menuju Tripoli untuk bertemu sekaligus dengan rombongan haji Libya sebelum menuju ke Kairo. Kairo menjadi titik temu antara jamaah haji Afrika Utara dan Timur untuk melakukan perjalanan haji melalui jalur Mesir. Sebagian besar rombongan Maroko tinggal di Kairo untuk mengunjungi Masjid Al-Azhar untuk menimba ilmu dan pengetahuan.

Setelah rombongan haji Maroko selesai menunaikan ibadah haji, pemberhentian pertama setelah Makkah adalah mengunjungi Madinah untuk mengunjungi makam Rasulullah SAW, dan mengunjungi Al-Baqi. Peziarah Maroko lebih suka tinggal lebih lama di Madinah, dan beberapa dari mereka menetap di sana karena pengaruh kota ini di hati orang-orang Maroko.

Panjangnya perjalanan membuat rombongan haji Maroko mampir ke Yerusalem, baik saat pergi maupun saat pulang haji. Terutama jika dalam rombongan haji itu ada ulama dan pengagum tarekat sufi. Mereka menggunakan kesempatan haji untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa dan tinggal di dalamnya selama beberapa waktu.

Mungkin perjalanan Abi Madyan al-Ghawth dengan murid-muridnya untuk berziarah, dan partisipasinya dalam perjalanan kembali dalam pertempuran untuk membebaskan Yerusalem dari tangan Tentara Salib adalah contoh paling menonjol dari rute yang digunakan rombongan haji Maroko di era abad pertengahan.

Perjalanan ziarah orang Maroko juga menjadi kesempatan bagi para jamaah untuk merekam petualangan perjalanan ziarahnya, khususnya para ulama dan penulis di antaranya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement