Ahad 28 Jan 2024 10:00 WIB

Islamofobia di AS Meningkat

Naiknya kasus Islamofobia di AS mencapai 200 persen.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Ketua MUI Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengaku terkejut dengan meningkatnya Ismaphopia di Amerika Serikat tahun ink. Karena, menurut dia, Islamofobia di AS telah meningkat 216 persen dibandingkan tahun lalu. 

"Di Amerika tahun ini kenaikan Islamofobia itu 216 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar Prof Sudarnoto belum lama ini.

Baca Juga

Menurut dia, hal tersebut juga ada kaitannya dengan gerakan anti-Arab, serta ada kaitannya juga dengan pengungsi Syuria yang sudah cukup banyak di Eropa maupun di Amerika. 

"Jadi memang ada khawatiran yang sangat berlebih-lebihan, yang muncul di kalangan masyarakat internasional, khususnya di Amerika itu," ucap Prof Sudarnoto. 

Ketika ada kekhawatiran yang berlebihan tersebut, menurut dia, maka lembaga filantropi Amerika pun menyediajan anggaran yang cukup besar untuk Islamophia, yang mulai memuncak itu ketika terjadi pandemi Covid-19.

"Jadi ada istilah yang dikembangkan oleh media dan orang yang tidak suka dengan Islam, yaitu Jihad Corona. Wah ini memang istilah yang memang sengaja dikembangkan yang ingin memberikan pengertian bahwa umat Islam menggunakan penyakit Clvid 19 sebagai alat jihad," kata Prof Sudarnoto. 

Dengan istilah tersebut, menurut dia, mereka membuktikan bahwa pada saat pandemi umat Islam tetap melakukan sholat berjamaah dengan shaf rapat. Mereka menarasikan bahwa Islam adalah ajaran agama yang memang mengajarkan Jihad Qital. 

"Itu riill itu. Islam (bagi mereka) adalah ajaran yang memanh mengajarKn jihad qital, antara lain dengan mengorbankan dirinya supaya terkena covid kemudian menebarkan ke white people," ujar Prof Sudarnoto.

Dalam waktu yang bersamaan, tambah dia, jamaah tabligh di India juga dicatat oleh Hindu Ekstrem sebagai umat Islam yang selalu melaksanakan sholat jamaah di tengah Covid. 

"Dan itulah yang dicatat oleh Hindu ekstream bersama kekuatan rezim Hindu ekstrem yang menjadikan momentum tabligh sebagai upaya mereka untuk menyingkirkan umat Islam," ucap dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement