REPUBLIKA.CO.ID, Keinginan menunaikan haji di usia muda tanpa mengeluarkan biaya menjadi impian pemuda muslim. Hal itulah yang pernah dialami Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, KH Yunahar Ilyas. Ia menceritakan kesempatan berhaji yang tidak ia duga setelah meninggalkan bangku kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang.
Saat masa-masa akhir studinya mendapat gelar Sarjana Muda di Jurusan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, Yunahar memutuskan tidak melanjutkan kuliahnya. Pasalnya ia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Su’ud di Riyadh, Saudi Arabia.
Walapun ia harus mengulang kembali perkuliahan sarjana muda atau LC disana, Yunahar tidak keberatan karena sudah sejak lama ia menunggu berkuliah di universitas ini. Sayangnya, kesempatan ia untuk segera berangkat ke Arab Saudi terhambat karena permasalahan dokumen paspor.
"Saat saya berangkat beasiswa ke Arab Saudi, pada saat itu musim haji tahun 1979. Tidak sengaja pada saat itu orang tua menunaikan haji reguler dari pemerintah, dari sinilah saya berinisiatif berhaji dahulu sebelum melanjutkan studi di universitas," kata Yunahar kepada Republika, Selasa (17/9).
Yunahar saat itu sempat bertemu dengan Ayah dan Ibunya di Singapura, sebelum bertolak ketanah suci. Ia kemudian memantapkan berhaji dengan cara beasiswa, yakni dengan mengikuti kedua orang tuanya. Karena kemampuannya berbabahasa Arab, saat itu Yunahar pun menjadi guide dan penerjemah bagi kedua orang tua dan rombongan mereka.
"Menurut inilah haji saya yang berkesan karena melihat ka'bah atas ketidaksengajaan dan berkumpul di tanah suci bersama keluarga," ujar pria kelahiran Bukittinggi 56 tahun lalu ini. Ternyata berkat kemahiran Yunahar inilah hampir setiap tahun selama beasiswanya di Saudi ia menjadi tim penerjemah jamaah haji Indonesia.
"Beasiswa saya sampai tahun 1983 sejak saat itu hampir setiap tahun naik haji sebagai tim penerjemah jamaah haji Indonesia," tutur Yunahar. Ia juga beruntung, menjadi tim panitia jamaah haji di Arab Saudi. Karena dari aktivitas inilah ia bisa menyempatkan menimba ilmu agama dari ulama berkualitas di kemah para ulama besar.
Setelah menyelesaikan beasiswa di Arab Saudi dan kembali ke tanah air, Yunahar pun dipercayai pembimbing haji untuk wilayah Jogja. Dan rutin ia lakukan hingga menjad pimpinan di Muhammadiyah. Dari sinilah, Yunahar yakin bahwa atas izin Allah hal yang tidak mungkin dalam beribadah, pasti akan terkabul.
"Yang penting usahakan saja, Allah yang menentukan, seperti apa yang saya capai berhaji dari jalan beasiswa," pungkasnya.