Senin 27 Feb 2023 12:44 WIB

Diriyah, Tempat Singgah Jamaah Haji Selama Berabad-Abad

Diriyah merupakan jalur penting bagi jamaah haji.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Diriyah, Tempat Singgah Jamaah Haji Selama Berabad-Abad. Foto:  Kota Tua Diriyah
Foto: infosaudi.sa
Diriyah, Tempat Singgah Jamaah Haji Selama Berabad-Abad. Foto: Kota Tua Diriyah

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Diriyah merupakan tempat persinggahan bagi pra peziarah atau jamaah haji selama berabad-abad, sejak masa Nabi Ibrahim hingga seterusnya.

Dilansir di Arab News, Senin (27/2/2023), munculnya Islam membuat umat Islam melakukan perjalanan dari seluruh dunia ke Jazirah Arab, dan Al-Yamamah menjadi salah satu rute transit terpenting bagi peziarah yang datang dari timur dunia Islam.

Baca Juga

Diriyah, ibu kota Negara Saudi pertama, berlokasi strategis di wilayah Al-Yamamah di tepi Wadi Hanifa, salah satu lembah terpenting di Jazirah Arab. Dr. Mohammed Al-Abdul Latif, seorang ahli sejarah Kerajaan Arab Saudi, berbicara kepada Arab News tentang pentingnya jalan tersebut.

"Diriyah berada di wilayah tengah Jazirah Arab dan didirikan pada tahun 1446, namun jalur haji tentunya sudah jauh mendahuluinya. Jalur ziarah dari timur dunia Islam melewati Irak kemudian turun ke Al-Ahsa, ke pusat Jazirah Arab,” ujarnya.

Jalan tersebut menjadi semakin penting setelah berdirinya Diriyah oleh Pangeran Mani' Al-Muraydi, yang berusaha mengamankannya bersama para penerusnya. Dengan berdirinya Negara Saudi Pertama oleh Imam Mohammed bin Saud pada tahun 1727, yang bekerja untuk memperkuat hubungan dengan suku-suku yang melewati jalan tersebut dan setuju dengan mereka untuk mengontrol keamanannya, itu menjadi salah satu jalan terpenting untuk perdagangan dan ziarah.

Pasar-pasar di Diriyah dipenuhi produk daerah, serta barang-barang yang dibawa jemaah dari rumah untuk dijual. “Para pangeran Diriyah dan para imam dari Negara Saudi Pertama menghargai keramahtamahan, oleh karena itu mereka peduli untuk menjamu para peziarah ini dan menyediakan kenyamanan bagi mereka,” kata Al-Abdul Latif.

Akibatnya, Diriyah menarik para pedagang dan ulama, dan seiring berjalannya waktu, populasi kota tumbuh secara signifikan. Itu berkembang dan menarik pemilik bisnis dan orang-orang yang mencari pekerjaan.

“Peziarah membutuhkan waktu 20 hari hingga satu bulan untuk mencapai Mekkah dari Diriyah,” kata Al-Abdul Latif.

Dia menambahkan bahwa jalur tersebut menantang, tetapi para pemimpin negara berkomitmen untuk membuatnya aman dan mudah diakses. Para peziarah dan pedagang yang datang ke Diriyah biasa pergi ke pasar musiman (Souq Al-Mawsim) yang terletak di sana, antara lingkungan At-Turaif di sisi barat dan lingkungan Al-Bujairi di sisi timur.

“Keamanan dan keselamatan kurang di hadapan negara,” kata Al-Abdul Latif.

Menurut dia, negara bekerja untuk mengatasi masalah ini, dan rute ziarah dibuat aman. Peziarah tidak memiliki masalah pergi ke Mekkah karena dia yakin pihak berwenang akan melindunginya. Akibat stabilitas yang dibangun oleh negara dan lokasi Diriyah yang strategis di jalur perdagangan, pasar musiman (Souq Al-Mawsim) berkembang pesat.

Salah satu kisah terkenal adalah tentang seorang musafir yang memberi tahu Imam Abdulaziz bin Mohammed bahwa dia telah kehilangan tas kecilnya. Imam Abdulaziz kemudian menginstruksikan pangeran di daerah itu untuk mencari tas kecil peziarah dan menemukan bahwa tas itu telah dicuri.

“Orang yang mencuri tas kecil itu dihukum, dan tas kecil itu dikirim ke pemiliknya di tanah airnya, di Persia,” ujarnya.

Peran pasar tidak hanya terbatas pada pergerakan komersial, tetapi juga menjadi tempat pembelajaran. Imam Saud bin Abdulaziz mengadakan rapat harian di pasar ini saat matahari terbit, dan banyak orang Diriyah berkumpul untuk hadir.

Para peziarah, mulai dari Diriyah, biasanya melalui salah satu jalan berikut: Jalan Aba Al-Qad, yang merupakan salah satu jalan tertua, sekaligus paling berbahaya dan terjal, dan Jalan Al-Sab'a Malaf, yang merupakan lebih sibuk. Cara pertama: Jalan Aba Al-Qud Jalan Aba Al-Qud yang kini dikenal dengan nama Talat Al-Qudiyah merupakan salah satu jalan tertua.

Jamaah haji Diriyah akan berkumpul di Dewan Diriyah di lingkungan Samhan dan kemudian akan menuju dari Talat Al-Nasiriyah ke Irqah, dilanjutkan dengan turunnya Qiddiya. Jalan di sana sangat terjal dan terjal, dan unta sering jatuh. Jalan ini kemudian akan menuju ke Qusour Al-Muqbel dan Al-Muzahimiyah. Cara kedua adalah melalui Jalan Al-Sab’a Malaf Al-Sab'a Malaf adalah jalan yang relatif baru.

Seseorang yang menuju Makkah akan keluar dari Diriyah melalui Wadi Hanifa, menuju utara ke Al-Jubaila, di mana terdapat sebuah pos pemeriksaan, sebuah sumur dan sebuah masjid.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement