Rabu 18 Sep 2013 18:25 WIB

BPHI Madinah Minta Tiga Calhaj Dievakuasi ke Makkah

Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di daerah kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi.
Foto: Kemenag/Media Center Haji
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di daerah kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang keberangkatan jamaah dari Madinah ke Makkah pada Kamis (19/9), ada tiga calon haji (calhaj) dari kloter awal yang diajukan untuk dievakuasi lebih awal. Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah meminta izin kepada pemerintah Saudi agar ketiga calhaj ini ditransfer ke BPHI Makkah. 

Pasien pertama kondisi jantungnya belum stabil, meski ia sudah dalam kondisi baik. "Setidaknya diperlukan empat hari agar benar-benar pulih," kata Kepala Subseksi Kesehatan BPHI Madinah, dr Teddy Ervano Rahman, kepada Media Center Haji pada Rabu (18/9).

Pasien berikutnya pernah menderita sendi bahu lepas, namun sudah membaik. "Hanya saja, asupan makanannya belum bagus," kata Teddy sambil menambahkan bahwa sang pasien berusia 84 tahun. 

Sedangkan pasien ketiga adalah penderita gangguan jiwa. "Usianya masih muda, 43 tahun. Ia setidaknya perlu lima hari untuk stabil," kata Teddy.

 

Dua calhaj wafat

Dua jamaah calon haji (calhaj) wafat di Madinah, Rabu (18/9). Kedua calhaj ini adalah Safwan Sadar (59) berasal dari embarkasi LOP 5 atau Lombok dan Nazir (72) dari embarkasi SOC 3 atau Solo. 

Safwan meninggal di Rumah Sakit King Fahd di Madinah. "Saat kita rujuk penyakitnya adalah gagal jantung," kata Teddy.

'Sedangkan Bapak Nasir meninggal hari ini, karena penyakit kronis Hepatitis B dengan TBC paru dan reaksi imbas obat atau semacam alergi," kata Teddy.

Sementara itu tiga calhaj lainnya dirawat di rumah sakit Saudi. Yaitu dua orang dirawat di RS King Fahd karena penyakit jantung dan satu orang lagi dirawat di RS Miqad yaitu rumah sakit khusus bedah untuk menjalani operasi. 

"Tadi ibu Istiqomah sudah menjalani operasi dan kondisinya semakin membaik," kata Teddy. 

Hingga Rabu, hanya ada satu calhaj yang masih menjalani perawatan di BPHI karena menderita gangguan jiwa. Menurut Teddy, pasien-pasien yang dirawat BPHI umumnya paling banyak menderita kardiovaskuler yaitu tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Urutan berikutnya adalah diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan terakhir gangguan kesadaran akut yang tercetus akibat dehidrasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement