REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Jamaah haji dari berbagai negara, seperti Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan Malaysia mulai berdatangan di Makkah Al-Mukarramah. Masjidil Haram tampak mulai padat, terlebih ketika menjelang masuk waktu shalat.
Tidak terkecuali, jamaah haji Indonesia yang sudah mulai berdatangan di Makkah ikut meramaikan suasana Masjidil Haram. Bagi yang baru tiba di Makkah, mereka melaksanakan ibadah umrah. Bagi yang sudah berumrah, mereka melaksanakan shalat wajib berjamaah dan shalat sunah lainnya. "Masjidil Haram pun terasa semakin ramai dan padat," kata Kasi Media Center Haji Daerah Kerja Makkah Khoiron Durori.
Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah yang melakukan pantauan di lapangan melihat beberapa jamaah Indonesia yang masih kebingungan ketika akan mencari jalan keluar dari area sa’i yang sesuai dengan arah pemondokan mereka. Memantau adanya kebingungan sejumlah jamaah itu, Pengendali Teknis Pengamanan Jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Abu Haris dan Kasi Pengamanan Daker Makkah Asep Abdullah Masduki sigap mengarahkan jamaah tersesat.
Keduanya berdiri di putaran shafa untuk memandu jamaah haji Indonesia yang kebingungan mencari jalan setelah menunaikan umrah. “Sudah menjadi tugas kami untuk melayani jamaah haji Indonesia, khususnya menjaga kenyamanan dan keamanan mereka ketika beribadah di Masjidil Haram,” kata Asep.
Pihak pengamanan haji Indonesia, kata Asep, terus mempelajari alur pergerakan jamaah yang paling aman dan nyaman selama di Masjidil Haram. Hal ini imbas dari renovasi Masjidil Haram yang hingga kini masih berlangsung. "Saya berharap pembangunan ini cepat selesai dan pada puncak haji sudah dapat digunakan,” kata Asep.
Menurut Khoiron berdasarkan perbincangan dengan Abdul Mukin, pekerja Indonesia asal Jember yang sudah satu tahun delapan bulan bekerja sebagai tukang bangunan di Masjidil Haram, diperoleh informasi menjelang puncak haji, jalur keluar masku Masjidil Haram yang sudah selesai renovasi akan dibuka. Hal ini untuk memperluas akses ke masjid. "Semoga benar adanya sehingga jamaah lebih mudah dan nyaman beribadah," kata Khoiron.
Selain itu, sebagian pekerja juga akan diliburkan lalu ditempatkan di beberapa titik untuk membantu menertibkan dan mengamanankan suasana di Masjidil Haram. “Semua petugas Indonesia harus menghafal semua nama pintu. Kalau sudah ramai, setiap pintu harus dijaga dua orang, terutama di pintu-pintu besar, seperti Bab Umrah, Bab Malik Fahd, Bab Malik Abdul Aziz, dan Bab Marwa,” usul Makin.
Kesempatan bertemu dan membantu jamaah juga digunakan oleh Asep dan Abu Haris untuk menyosialisasikan imbauan Daker Makkah tentang pentingnya menjaga kesehatan. Jamaah diminta agar tidak terlalu memaksakan diri sehingga pada saat puncak haji justru dalam keadaan tidak sehat.
Jamaah juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak atau perhiasan yang mencolok ketika akan beribadah di Masjidil Haram. “Demi keamanan, bawa uang riyal secukupnya saja. Sisanya biar disimpan di pemondokan,” pesan Asep.
Tidak hanya mereka berdua, di beberapa titik strategis, seperti jalur masuk sa’i dari area tawaf serta Bab Malik Fahd dan Bab Marwa, dijumpai pula petugas dari Sektor Khusus yang mengawasi pergerakan jamaah haji Indonesia. Sektor Khusus adalah satuan pada Daker Makkah yang dibentuk untuk tujuan khusus, yaitu memberikan pelayanan keamanan kepada jamaah haji Indonesia saat beraktivitas di Masjidil Haram, baik di dalam maupun di luar masjid. Mereka terdiri dari personel TNI/Polri, terdiri dari personel pria dan wanita